Menteri Luhut: Indonesia Tidak Mengenal Lockdown Tapi Karantina

Luhut Rapat di Kemen PUPR. Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Foto: Merdeka)

IDTODAY.CO – Pemerintah masih terus menggodok kebijakan yang akan diterapkan untuk menekan dan mencegah penularan virus corona atau Covid-19.  menegaskan, pemerintah tidak mengenal yang namanya lockdown untuk mengatasi hal tersebut.

Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan suatu kebijakan pemungkas untuk menangkal penyebaran virus Corona di Indonesia. Banyak sekali tawaran opsi dari banyak kalangan, utamanya dari elit politik negeri ini.

Namun, bentuk kebijakan dari pemerintah harus sesuai dengan amanat undang-undang yang berlaku di Indonesia. Oleh karenanya lockdown sampai saat ini belum bisa diterapkan karena Indonesia tidak mengenal istilah tersebut dalam mengatasi suatu keadaan darurat.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa nomenklatur yang dipakai harus sesuai dengan istilah yang ada dalam undang-undang. Menurutnya, Indonesia hanya mengenal karantina bukan lockdown.

“Ini yang harus dicari keseimbangannya. Kira-kira terminologinya, kita tidak kenal lockdown. Kita kenalnya karantina,” kata Luhut menegaskan, sebagaimana dikutip dari Republika.co.id (31/3).

Luhut menyampaikan, pemerintah pasti akan mengeluarkan regulasi sebagai payung hukum dari kebijakan yang akan dilaksanakan. Dia memastikan nantinya penggunaan istilah dalam kebijakan itu bukan lockdown. Pun demikian, dalam pandangannya hanya Cina yang berhasil menerapkan lockdown.

Baca Juga:  Luhut Sebut Amerika Minta Bantuan Indonesia Produksi Klorokuin Atasi Covid-19

“Hanya China yang relatif berhasil. Kan seperti di yang lain tidak penuh lockdown juga. Korea, Italia juga tidak, juga Jerman,” ungkapnya. .

Menurut Luhut, wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang sangat menguntungkan dalam upaya penanggulangan virus Corona. oleh karenanya, dia meminta semua pihak untuk bersabar dan jangan terburu nafsu untuk menilai negatif kinerja pemerintah.

“Dengan temperatur yang tinggi, April mulai masuk ini, terus kemudian humidity yang tinggi membuat virus Covid-19 relatif lemah dibandingkan tempat lain,” lanjutnya. Akan tetapi, karakteristik wilayah yang menguntungkan akan optimal ketika didukung dengan physical distancing secara disiplin dengan cara membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah dan tempat-tempat kerumunan massa.[rol/br]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan