IDTODAY.CO – Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan bahwa pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2020, yang mengatur tentang penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional atau PCPEN.

Menurutnya, apabila Perpres itu tidak diterbitkan, dapat menimbulkan masalah ekonomi hingga sosial di masyarakat akibat pandemi COVID-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud MD saat rapat koordinasi bersama para kepala daerah se-Indonesia secara virtual pada Kamis (27/8/2020) pagi. Turut hadir dalam rapat tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

“Saudara objektif saja, dan tidak bisa disembunyikan, kita ini sedang di ambang resesi, ini yang menyebabkan kita harus bekerja keras di dalam dua cabang atau dua anak panah kebijakan pemerintah, tapi jangan terlalu kaget juga menjadi… wah kita ini akan resesi,” urainya dalam keterangannya kepada wartawan sebagaimana dikutip dari Detik.com.

Lebih lanjut, tokoh asal Madura tersebut menegaskan, saat ini Indonesia sedang dalam kondisi kritis diambang jurang resesi. Karenanya, Mahfud meminta kepada masyarakat agar tetap bekerja keras dan tidak perlu terkejut sebab resesi tidak sama dengan krisis ekonomi.

Baca Juga:  Mahfud MD: Salat Tarawih Berjamaah Di Masjid Bisa Terkena Pidana

“Resesi itu adalah istilah teknis dari satu situasi, resesi itu tidak sama dengan krisis, resesi itu adalah satu keadaan di mana suatu negara secara berturut-turut dalam dua kuartal pertumbuhan ekonominya minus,” tegas Mahfud.

Mahfud MD menjelaskan perbedaan antara resesi dengan krisis. Menurutnya, “resesi merupakan sebuah perhitungan matematis pada sebuah negara yang terjadi apabila negara dalam keadaan ekonomi minus nol dalam dua kuartal berturut-turut,” imbuhnya.

“Dulu kita pada bulan Februari, Maret, April, Mei itu tekanannya pada penanggualangan COVID-19. Tapi sesudah itu kita tidak bisa memprediksi kapan COVID ini berakhir, sementara kalau kita memilih kebijakan yang seperti itu lebih banyak bersembunyi atau mengajak masyarakat bersembunyi, menghindari COVID, kalau itu dilakukan terus, maka sebagai bangsa kita tidak produktif, ekonomi nasional macet, masalah-masalah sosial akan timbul dan itu kemudian bisa diikuti oleh masalah-masalah politik,” kata Mahfud

Kemudian, Mahfud meminta masyarakat untuk berusaha menghidupkan kembali perekonomianuntuk menghindari krisis apabila sewaktu-waktu Indonesia mengalami resesi. Menurutnya, banyak pihak yang memanfaatkan momen resesi sebagai serangan politik.

“Kalau tidak bisa itu, tetap seperti yang diperkirakan di bawah nol, kita hidupkan ekonomi masyarakat agar tidak terjadi krisis meski terjadi resesi. Ini penting dipahami bahwa resesi dan krisis itu beda. Karena secara politik itu sudah banyak yang akan menggunakan, wah kalau nanti terjadi krisis mari kita hantam pemerintah, mari kita bikin ini bikin itu. Kalau terjadi resesi ekonomi,” tandasnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan