Nadiem Putuskan Pelaksanaan POP Ditunda, Alihkan Anggaran untuk Pulsa Guru

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pidato saat acara Lepas Sambut di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10). (Foto: Suara.com/Arya Manggala)

IDTODAY.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menunda pelaksanaan Program Organisasi Penggerak (POP).  Nadiem menyampaikan bahwa anggaran  (POP). Dia mengatakan anggaran POP tahun ini akan dialokasikan untuk kebutuhan pulsa guru selama masa pandemi COVID-19.

Nadiem menyampaikan hal itu saat raker bersama Komisi X DPR RI, di Kompleks MPR/DPR RI, Senayan, Kamis (27/8/2020).

Terkait penundaan pelaksanaan POP ini, Nadiem menyebut sebagai respon dari PGRI yang meminta POP untuk ditunda.

“Satu hal, terkait penundaan ini, kami merespon permintaan PGRI bahwa untuk tahun ini ditunda dulu ke tahun depan, dan dana ini digunakan untuk kebutuhan pandemi. Untuk itu kami umumkan bahwa dana yang digunakan tahun ini akan direalokasi untuk membantu guru dalam bentuk pulsa di masa PJJ ini. Jadi kami akan merealokasi untuk kebutuhan pulsa dan kebutuhan ekonomi guru yaitu pulsa juga dampak ekonominya besar bagi guru,” jelas Nadiem.

Baca Juga:  Sebut Nadiem Tak Pengalaman,MUI: Bisa-Bisa Tamatlah Riwayat Pendidikan Kita

Berdasarkan hasil evaluasi, ia memutuskan untuk melaksanakan POP di tahun 2021. Dia menegaskan POP akan tetap berjalan.

“Nah setelah kami evaluasi selama satu bulan kami memutuskan karena ada beberapa faktor untuk menunda program POP untuk tahun 2020. Jadinya program POP itu akan mulai di tahun 2021. Jadi masih akan jalan tapi dengan memberikan kita waktu untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan yang sebagian direkomendasikan oleh organisasi-organisasi masyarakat besar yang saya sebut sebelumnya,” tutur Nadiem.

Baca Juga:  Pak Jokowi, Selamatkan Pendidikan Indonesia, Copot Nadiem Makarim!

Kemudian Nadiem menyampaikan beberapa alasan terkait penundaan ini. Pertama, Nadiem menginginkan agar POP dapat merangkul semua organisasi masyarakat.

“Pertama untuk memastikan kita bisa merangkul ormas di dunia pendidikan yang luar biasa pentingnya untuk program kita dan untuk masyarakat di Indonesia dengan ilmu mereka yang sudah berpuluh-puluh tahun,” ucap Nadiem.

Penundaan juga dilakukan guna untuk memastikan kesiapan para peserta selama masa pandemi COVID-19 ini. Nadiem pun mengatakan penundaan juga dilakukan guna mengecek kembali rekam jejak ormas yang lolos seleksi POP.

Baca Juga:  Nadiem Kembali Memohon Pada Muhammadiyah-NU-PGRI: Bantu Kami Menyempurkanakan POP

“Untuk memastikan preparasi di masa COVID-19 ini program itu bisa terjaga dengan baik, memberikan ormas tersebut waktu untuk merencanakan program pelatihan, transformasi sekolahnya di masa COVID-19 ini dengan lebih detail,” ucap Nadiem

“Ketiga untuk memastikan dan menjawab kecemasan masyarakat maupun ormas, kalau adaorganisasi-organisasi di dalamnya yang lolos seleksi yang seharusnya tidak layak, misalnya kita harus mengecek dan memverifikasi apa rekam jejak ormas-ormas masing-masing sekecil apapun kalau dia lulus seleksi harus kita cek dan rechek dan rechek,” imbuhnya.[aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan