IDTODAY.CO – Virus corona memang berdampak negatif pada semua sektor secara umum, terutama sektor kesehatan dan perekonomian. Banyak sekali barang hasil industri dari negera-negara di dunia yang mulai merasakan dampak negatif tersebut secara perlahan.

Banyaknya komoditas yang tidak dapat diserap oleh pasar menjadi penyebab utamanya terganggunya neraca keuangan suatu pemerintahan. Ekspor impor tergangu dan banyak lagi efek domino yang disebabkan virus berbahaya tersebut.

Tapi semua itu tidak berlaku pada hasil pabrik berkode HS 63079040 alias masker yang tiba-tiba menjadi primadona dan dibutuhkan oleh semua negara. Sampai banyak negara-negara yang terinfeksi virus corona berebut untuk mendapatkan masker, apapun caranya dan berapapun harganya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada dua bulan di awal 2020 ekspor masker dari Indonesia ke beberapa negara naik secara mengejutkan.

Baca Juga:  Aceh Umumkan Pasutri Positif COVID-19, Dinkes: Punya Riwayat Keluar Daerah

Indonesia mengekspor masker tersebut ke tiga negara, Singapura, China, dan Hong Kong.

Data BPS menunjukkan total ekspor masker naik 504.534%, dari semula pada tahun 2019 hanya mengekspor US$ 14.996, pada dua bulan awal 2020 saja telah mengekspor senilai US$ 75,67 juta. Sebagaimana dikutip dari Detik.com, (17/3/2020),

China menjadi tujuan ekspor paling menonjol, meningkat 5,3 juta persen dari yang semula pada 2019 hanya senilai US$ 496 menjadi menjadi US$ 26,43 juta  pada dua bulan awal di 2020.

Dengan rincian di Januari mencapai angka US$ 826,14 ribu dan di Februari tembus US$ 25,60 juta.

Adapun Singapura, sampai Febuari tercatat naik 827.645%, dari semula pada 2019 hanya US$ 4.451 menjadi US$ 36,84 juta pada Februari 2020. Dengan rincian di Januari berada di angka  US$ 559.416 dan di Februari  tembus di angka US$ 36,28 juta.

Sedangkan Ekspor menuju Hong Kong juga tercatat naik, dari US$ 10.049 di akhir 2019 menjadi US$ 12,39 juta per Februari 2020 atau setara 123.274%. dengan rincian, di Januari berada di angka US$ 1,76 juta dan di Februari  tembus di angka US$ 73,90 juta.

Menurut penuturan pedagang obat dan alat kesehatan, Neni, lonjakan permintaan masker sudah naik sejak Januari karena dihabiskan oleh China.

“Dari Januari sudah naik. Kemarin-kemarin diborong kebanyakan oleh orang China. Sekarang orang Indonesia yang borong,” kata pedagang masker di pasar Pramuka itu.

Puncak kenaikan harga masker terjadi mulai tanggal 2 Maret 2020, pasca adanya pengumuman pasien positif Corona di Indonesia yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Tak ayal, Kabar tersebut menjadi penyebab harga dan permintaan masker melonjak sangat tajam.

Tak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai naik 1.400%. Dari yang awalnya dijual dengan harga Rp 25.000 untuk satu box (50 lembar) naik tajam menjadi Rp 350.000,

Bahkan menurut pedagang tersebut, terjadi pembatasan stok masker. Dia hanya diperbolehkan  Ketika itu, Neni pun menuturkan, stok masker menipis. Ia yang mendapat jatah hingga 2 karton per hari (40 box/karton), sekarang hanya ada stok 10 box masker.

Sumber: detik.com
Editor: Bahrur Rozy

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan