Peneliti: Presiden Jokowi Harus Gratiskan Internet Agar Silaturahmi Tetap Jalan Saat Diberlakukan Larangan Mudik
IDTODAY.CO – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira meminta presiden Jokowi untuk menyelaraskan antara himbauan mudik dengan kompensasi yang akan diberikan kepada rakyat Indonesia. Tujuannya untuk memaksimalkan upaya memutus rantai penyebaran virus Corona.
Pernyataan tersebut di disampaikan oleh Bhima Yudhistira ketika diskusi streaming bersama Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun, Jumat kemarin.
“Gimana caranya biar orang gak mudik gitu ya. Kalau saya sih kalau melihat sisi ekonomi nya ada insentif ada disinsentif. Pemerintah gak berani ngelarang karena gak ada sanksi tegas juga kan. Mana bisa mudik dicegah katanya kan itu hak masing-masing orang untuk bertebaran dirumah. Jadi kan sampai sekarang kan masih seperti itu hanya di imbau tidak mudik,” terang Bhima Yudhistira sebagaimana dikutip dari Rmol.id (18/4/2020)
Bhima menyarankan kepada presiden Jokowi untuk memberikan akses internet gratis kepada rakyat supaya bisa memaksimalkan silaturahmi.
“Nah kalau saya melihat konkret aja, orang gak mudik terus gimana silaturahminya? Ya di gratisi internetnya, jadi bisa video call misalkan ini salah satu hal yang sederhana,” ucap Bhima.
Bhima beralasan, para perantau yang bekerja di Jabodetabek akan lebih memilih pulang kampung lantaran tidak ada penghasilan sama sekali selama masa darurat Corona.
“Kemudian kalau kita melihat dari sisi mudik nanti, ini apa stimulus yang ditawarkan pemerintah sehingga pekerjaan informal itu yang kehilangan pendapatan bisa tetap di Jakarta dulu sementara. Nah ini kan yang masih belum ada,” ucap Bhima.
Bhima menegaskan bahwa kompensasi merupakan suatu keharusan bagi pemerintah untuk menekankan suatu peraturan.
“Orang bisa nurut gitu ya asalkan apa? Ada ketegasan dan ada kompensasinya. Nah sekarang ini PSBB diberlakukan, kompensasinya juga belum jelas,” tandasnya.[brz]
