Pengamat Sebut Covid-19 Jadi Panggung Kepala Daerah Menuju Pilpres

Yunarto Wijaya,(Foto: Instagram @yunartowijaya)

IDTODAY.CO – Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan bahwa pandemic covid 19 telah merubah indikator kepemimpinan. Menurutnya, saat ini ini indikator kepemimpinan dilihat dari faktor kerja dan kapabilitas yang langsung bisa diukur.

Alhasil, hal tersebut menjadi panggung elektoral yang lebih tersedia bagi para kepala daerah.

“Dalam situasi seperti sekarang, kepala daerah memiliki otoriras yang jauh lebih luas dibandingkan menteri yang bersifat sektoral. Apalagi sekedar Ketua Umum (Ketum) partai yang tidak memiliki jabatan publik. Jadi situasi Covid ini akan membuat peluang 2024 lebih terbuka buat para kepala daerah dibanding calon dari latar belakang lain,” kata Yunarto di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Beritasatu.com, Rabu (7/10/2020).

Yunarto menilai para kader partai tidak bisa tidak serta-merta lebih mudah mendapatkan tiket untuk Calon Presiden (Capres) 2024. Bisa saja sebagai kader partai juga berpotensi menjadi faktor penghambat. Contohnya, elektabilitas tinggi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo belum tentu linier dengan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Yang kita tahu banyak diisukan memiliki kemungkinan Megawati untuk mengusulkan Prabowo Subianto bersama dengan Puan Maharani, ” urai Yunarto.

Lebih lanjut, yunarto menilai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa saja menjadi komoditi panas bagi partai yang memang Ketumnya tidak punya ambisi untuk maju dan ingin membangun poros sendiri di Pilpres 2024.Partai Nasdem menjadi salah satu contohnya.

Baca Juga:  PKB Tanggapi Kritikan PKS Soal Penanganan Covid-19: Jokowi Tak 'Cuci Tangan' tapi Turun Tangan untuk Rakyat

“Tapi kalau secara elektoral diantara empat nama yang ada, 2 nama yang terunggul adalah Ganjar dan Anies. Sementara Ridwan Kamil akan menjadi kembang cantik yang menarik untuk menjadi Cawapres karena berasal dari etnis sunda. Disusul Khofifah Indar Parawansa yang kita tahu performanya tidak terlalu menonjol pada masa Covid-19, terutama terkait dengan isu konflik dengan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini,” ucap Yunarto.

Menurutnya Kemang dalam panggung politik elektoral setiap momen apapun yang dapat meningkatkan Citra positif akan dimanfaatkan dengan baik oleh semua pihak yang memiliki ambisi untuk meningkatkan karir politiknya.

“Yang berbahaya kalau sampa kebijakan yang dilakukan lebih mengutamakan efek marketing semata. Atau bahkan kolaborasi dengan pihak lainnya untuk sekedar menunjukan bahwa dirinya berbeda dengan yang lain,” terangnya.

“Itu yang banyak disorot dari beberapa manuver yang dilakukan oleh Anies misalnya,” pungkas Yunarto.[beritasatu/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan