Peringatkan Pemerintah, Sandiaga: Bonus Demografi Bisa Jadi Bencana

Sandiaga Uno kini sudah beri tanggapan soal penetapan kabinet jilid II Jokowi, termasuk untuk kursi Prabowo dan Nadiem. Tak ragu beri kritikan.(Foto: Instagram/sandiuno)

IDTODAY.CO – Data Bappenas menunjukkan bahwa Indonesia akan segera memasuki era bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Maksudnya, jumlah penduduk usia produktif, 15-64 tahun lebih banyak daripada usia tidak produktif.

Bahkan, diprediksi jumlahnya mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.

Akan tetapi, hal tersebut berpotensi menjadi bencana perbedaan tidak selaras dengan langkah antisipasi dari pemerintah dalam bentuk investasi di dunia pendidikan.

“Bonus demografi itu akan berubah menjadi bencana demografi kalau kita enggak bisa ubah bahwa mayoritas anak usia 7 tahun ini cuma dapat pendidikan 12 tahun ke depan,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Rmol.id, Sabtu (11/7).

Sandiaga berharap pemerintah benar-benar memperhatikan hal tersebut dengan memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak demi menjemput cita-cita Indonesia emas 2045.

Baca Juga:  Sandiaga Uno Siap Tanggung Biaya Hidup Keluarga Pasien Virus Corona

“Mereka harus dapat kesempatan pendidikannya minimal sampai S1 (sarjana) selesai, dan sebagian S2 (magister) dan akhirnya S3 (doktor). Jadi bonus demografi itu bisa jadi bencana kalau kita enggak invest di pendidikan,” ucap Sandiaga.

Di samping itu, sandiaga menegaskan bahwa daya serap terhadap tenaga kerja lulusan pendidikan menengah ke atas masih jauh dari memuaskan. Penyebabnya, keterampilan dan soft skill produsen tersebut sangat terbatas. Karenanya, investasi di bidang pendidikan merupakan solusi terbaik untuk memberikan peluang kerja yang lebih besar pada anak-anak berkualitas.

 “Jadi ini perlu kita tingkatkan sehingga di 2045 di Indonesia Emas mereka punya kesempatan untuk mendapatkan lapangan kerja baru dan berkualitas sesuai revolusi industri 4.0,” pungkasnya.[rmol/brznu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan