Pertamina Rugi Triliunan, Pengamat: Sedari Awal Nama Ahok di Pertamina Mengundang Kontroversi

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat meninjau ke kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 21 Desember 2019. Mantan pasangan pemimpin DKI Jakarta itu, kembali melakukan kunjungan kerja bersama dengan posisi yang kini berbeda. (Foto: instagram.com/basukibtp)

IDTODAY NEWS – Pertamina mengalami kerugian mencapai 767,92 juta dolar AS atau setara Rp 11,33 triliun pada semester 1 tahun 2020 ini.

Tentu hal tersebut memberikan catatan negatif terhadap kinerja mantan terpidana kasus penghinaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di tubuh PT Pertamina (Persero).

“Sedari awal, masuknya nama Ahok di Pertamina mengundang dan merangsang kontroversi. Masuknya Ahok di Pertamina tidak bisa dilepaskan dari buah tangan kerja Jokowi atau restu dari Presiden,” ujar Peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata sebagaimana dikutip dari RMOL, Selasa (25/8).

Menurut Dian, Core bussiner Pertamina merupakan marketing atau jualan sebagai produsen minyak nasional terbesar milik pemerintah. Ini bertolak belakang dengan latarbelakang maupun prestasi Ahok yang ada di jalur politik.

“Jebloknya Pertamina dipastikan juga mengerek nama besar seorang Ahok. Harapannya, Ahok masuk Pertamina jadi BUMN kompetitif, eh ini tidak, malah sebaliknya,” kata Dian.

Alhasil, Dian meminta Ahok untuk meninggalkan Pertamina dan kembali ke jalur politik yang menjadi habitat aslinya, bukan malah menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.

Baca Juga:  Benar Enggak, Ada Calon Pemimpin Ibu Kota Baru Selain Ahok?

“Ada baiknya, Ahok kembali ke habitatnya, dunia politik. Karena Ahok meniti karir dan dibesarkan di jalur politik, bukan di jalur lain,” katanya.

Lebih lanjut, Dian kemudian membeberkan perjalanan karir politik Ahok mulai dari partai kecil hingga bergabung dengan PDIP.

“Sebagaimana diketahui, Ahok meniti karir politik di PIB (Partai Indonesia Baru), lalu ke Golkar, lalu ke Gerindra. Belakangan ke PDIP. Harusnya ini dipertimbangkan Ahok agar kembali ke trayek dia membangun peta jalan karir politik,” tandas Dian.[rmol/brz/nu]

Baca Juga:  Ahok Dan Erick Thohir Tak Berdaya Hadapi Mafia Migas

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan