Pidato Lengkap Jokowi di Surabaya: Gas-Rem di Masa Krisis Harus Seimbang!

Presiden Jokowi (Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden)(Foto: Detik.com)

IDTODAY.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke provinsi Jawa Timur. Dalam kunjungan itu Jokowi para kepala daerah di provinsi paling timur di Pulau Jawa itu menyiapkan segala sesuatunya.

“Saya ingin mengingatkan pada kita semuanya agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita ini sedang menghadapi sebuah krisis kesehatan dan juga sekaligus ekonomi, perasaannya harus sama, jangan sampai ada yang masih memiliki perasaan kita normal-normal saja. Berbahaya sekali!” kata Jokowi saat memberikan pengarahan terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur, seperti dilihat dari kanal YouTube Sekretaris Presiden, Kamis (25/6). Sebagaimana dikutip dari detik.com (25/06/2020).

Jokowi menginginkan Surabaya Raya memiliki satu manajemen. Jokowi lantas mengingatkan mengenai gas-rem yang harus seimbang.

“Oleh sebab itu dalam mengelola manajemen krisis ini, rem dan gas ini harus betul-betul seimbang, tidak bisa kita gas di urusan ekonomi tetapi kesehatannya menjadi terabaikan, tidak bisa juga kita konsentrasi penuh di urusan kesehatan tetapi ekonominya menjadi sangat terganggu. Gas dan rem inilah yang selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota ini harus pas betul, ada balans, ada keseimbangan sehingga semuanya dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan,” kata Jokowi.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyinggung soal rendahnya penggunaan masker di Jawa Timur. Bahkan, angka yang disampaikan Gugus Tugas setempat pada Jokowi disebutnya sekitar 70 persen.

“Tadi disampaikan oleh gugus tugas bahwa masih 70 persen yang nggak pakai masker, ini angka yang gede banget, oleh sebab itu saya minta, hari ini juga saya minta pada gugus tugas nasional, Pak Menteri Kesehatan kirim masker sebanyak-banyaknya ke Surabaya ke Jawa Timur,” kata Jokowi.

Berikut arahan lengkap Jokowi di Surabaya:

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya

Pertama-tama saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan juga apresiasi, penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bu Gubernur, Pak Wagub, serta seluruh bupati dan wali kota serta juga gugus tugas seluruh jajaran rumah sakit, dokter, perawat, seluruh tokoh masyarakat, relawan, dan juga yang membantu dengan sekuat tenaga, jajaran TNI dan Polri yang telah bekerja keras, yang telah penuh dengan dedikasi bersama-sama mengendalikan COVID-19 di Provinsi Jawa Timur

Yang pertama saya ingin mengingatkan pada kita semuanya agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita ini sedang menghadapi sebuah krisis kesehatan dan juga sekaligus ekonomi, perasaannya harus sama, jangan sampai ada yang masih memiliki perasaan kita normal-normal saja, berbahaya sekali, dan ini tidak dialami oleh negara kita Indonesia, tapi 215 negara mengalami hal yang sama

Baca Juga:  Jokowi Angkat Bicara Soal Dinasti Politik: Masyarakat yang Menilai

Sekali lagi saya minta kita miliki perasaan yang sama bahwa kita sekarang berada pada posisi krisis kesehatan itu dan ditambah dengan ekonomi sehingga kita mengajak ke masyarakat juga sama agar memiliki perasaan yang sama bahwa kita masih memiliki sebuah masalah yaitu urusan COVID ini

Jangan sampai ada masyarakat yang memiliki perasaan yang masih normal-normal saja sehingga ke mana-mana nggak pakai masker, lupa cuci tangan sehabis kegiatan, masih berkerumun di dalam kerumunan-kerumunan yang tidak perlu, ini yang harus terus kita ingatkan

Sebelum masuk ke urusan kesehatan, saya juga ingin mengingatkan yang berkaitan dengan urusan ekonomi. Kemarin saya mendapat informasi bahwa krisis ekonomi global itu betul-betul nyata, ada benar, dan semua merasakan

IMF menyampaikan, memprediksi bahwa tahun 2020 Amerika akan, pertumbuhan ekonominya akan minus 8, Jepang akan minus 5,8 persen, Inggris akan minus 10,2 persen, Prancis akan minus 12,5 persen, Itali akan minus 12,8 persen, Spanyol akan minus 12,8 persen, Jerman minus 7,5 persen

Artinya apa? Demand nanti akan terganggu. Kalau demand terganggu, supply-nya akan terganggu, kalau supply terganggu artinya produksi juga akan terganggu. Artinya demand-supply-produksi semuanya rusak dan terganggu. Inilah yang juga harus kita ketahui bersama bahwa kita dalam proses mengendalikan COVID urusan kesehatan tetapi kita juga memiliki masalah yang lain yaitu masalah ekonomi

Indonesia 1,5 bulan yang lalu saya telepon kepada Managing Directornya IMF Ibu Kristalina, dia mengatakan bahwa betul-betul dunia global pada posisi krisis ekonomi yang tidak mudah, yang lebih berat dari depresi besar 1930

Oleh sebab itu dalam mengelola manajemen krisis ini, rem dan gas ini harus betul-betul seimbang, tidak bisa kita gas di urusan ekonomi tetapi kesehatannya menjadi terabaikan, tidak bisa juga kita konsentrasi penuh di urusan kesehatan tetapi ekonominya menjadi sangat terganggu. Gas dan rem inilah yang selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota ini harus pas betul, ada balans, ada keseimbangan sehingga semuanya dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan

Inilah sulitnya saat ini

Oleh sebab itu kita masuk ke urusan kesehatan, urusan COVID, tadi sudah disampaikan Ibu Gubernur, Ketua Gugus Tugas bahwa angka positif yang terkena COVID di Jawa Timur ini 183, ini kemarin ya? Ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhannya juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 31 persen

Baca Juga:  Walkot Risma Ngeluh, 50 Persen Pasien Corona di RS Surabaya bukan Warganya

Oleh sebab itu saya minta dalam waktu 2 minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini, baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan di kabupaten, seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa semuanya ikut bersama-sama melakukan management crisis sehingga betul-betul kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi

Yang paling penting ada kerja sama yang baik, ada sinergi antar manajemen-manajemen yang ada. Saya melihat memang yang paling tinggi adalah di Surabaya Raya, ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu, nggak bisa Surabaya sendiri, nggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen dan kota kabupaten yang lain karena arus mobilitas itu yang keluar masuk adalah dari, bukan hanya Surabaya tapi dari daerah juga ikut berpengaruh pada naik dan turunnya angka COVID ini

Saya titip agar koordinasi antar manajemen tadi betul-betul dilakukan sehingga hari ini saya tadi sudah meminta pada Pangkogabwilhan II untuk membantu secara penuh terutama dalam mensinergikan menangani langsung rumah sakit darurat dan mensinergikan dengan rumah sakit-rumah sakit rujukan. Dipilahkan mana yang berat, mana yang ringan, penempatannya di rumah sakit yang mana, sehingga semuanya tidak masuk ke dalam satu titik dan tidak pisah-pisahkan dan tidak menumpuk pasien itu di satu rumah sakit, sementara yang lain masih banyak yang kosong

Kemudian yang kedua yang berkaitan dengan… Ini sudah dilakukan, saya ikuti terus yang berkaitan dengan tes masif, pelacakan yang agresif, mengisolasi, men-treatment secara ketat, saya kira sudah dilakukan. Ini agar diteruskan dengan jumlah yang lebih banyak

Kemudian yang ketiga yang berkaitan dengan apabila nantinya ini terkendali dan masuk ke new normal atau masuk ke normal, saya minta juga tahapan-tahapannya di-prakondisi-kan terlebih dahulu. Ada prakondisi untuk menuju ke sana. Jangan tahu-tahu langsung dibuka tanpa sebuah prakondisi yang baik. Kemudian yang kedua juga cari timing yang betul-betul pas betul. Setelah prakondisi, timing-nya ditentukan, kabupaten mana dulu, kota mana dulu. Kemudian yang ketiga urusan yang berkaitan dengan prioritas sektor, sektor mana dulu yang harus dibuka, yang menjadi prioritas, bukan langsung semuanya langsung. Kita memang harus melalui tahapan-tahapan, sehingga tadi saya sampaikan gas dan remnya ini harus pas betul

Baca Juga:  ET dan LBP Tersandung Bisnis PCR, Nusron Wahid: Tak Ada UU Larang Menteri Berbisnis

Sektor yang memiliki risiko rendah tentu saja didahulukan, sektor yang memiliki risiko sedang tentu saja dinomorduakan, dan sektor yang memiliki risiko tinggi dinomortigakan atau nomorempatkan atau nomorlimakan

Yang keempat saya minta kita semuanya mengajak tokoh-tokoh, tokoh agama tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan mengenai protokol kesehatan, pentingnya memakai masker, pentingnya jaga jarak, pentingnya cuci tangan, terus diulang-ulang

Tadi disampaikan oleh gugus tugas bahwa masih 70 persen yang nggak pakai masker, ini angka yang gede banget, oleh sebab itu saya minta, hari ini juga saya minta pada gugus tugas nasional, Pak Menteri Kesehatan kirim masker sebanyak-banyaknya ke Surabaya ke Jawa Timur

Yang kelima, dalam saya titip utamanya ini kepada gubernur, bupati, dan wali kota agar setiap membuat kebijakan, agar setiap membuat policy selalu merujuk pada data sains, dan juga saran dari saintis, jangan kita membuat kebijakan, membuat policy tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran dari para pakar. Ini berbahaya. Minta masukan dari pakar epidemiologi, minta saran dari pakar-pakar perguruan tinggi

Yang terakhir, bapak ibu sekalian, saya juga minta agar disiapkan plan A plan B plan C-nya agar kita betul-betul terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga, hati-hati informasi yang saya terima tadi pagi, dunia sudah mendekati ke 10 juta kasus positif. Hati-hati. Kita tidak ingin ikut terseret pada angka-angka yang besar, oleh sebab itu perlu kita terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga. Kalkulasi semuanya, hitung semuanya, siapkan antisipasi semuanya, baik yang namanya rumah sakit darurat, kebutuhan SDM, kebutuhan tempat tidur, tempat tidur untuk isolasi baik di rumah sakit darurat lapangan maupun rumah sakit rujukan, betul-betul disiapkan

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih atas seluruh kerja keras bapak ibu dan saudara-saudara sekalian. Saya akan memantau terus, mengikuti dan juga melihat data-data yang ada di Provinsi Jawa Timur dan kita harapkan dalam 2 minggu ini betul-betul ada penurunan yang signifikan baik R0-nya baik Rt-nya, semuanya kita harapkan bisa turun sehingga kita bisa masuk ke sebuah tatanan normal baru dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa

Terima kasih. Saya tutup. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan