Reuni 212, Slamet Maarif Klaim Dihadiri 10 Ribu Massa

Steering Committee Reuni 212 Slamet Maarif/Net

IDTODAY.CO – Meskipun banyak penyekatan dan penjagaan aparat kemanan, Steering Committee Reuni 212 Slamet Maarif mengklaim reuni 212 yang digelar di sekitaran kawasan Kebon Sirih hingga Patung Kuda dihadiri 5 sampai 10 ribu orang.

Dengan jumlah tersebut, menurut Slamet acara berjalan sukses. Karena tolok ukur kesuksesan dilihat dari banyaknya massa aksi yang tersebar di beberapa titik.

“Aksi super damai tadi berjalan, 5 sampai 10 ribu kalau prediksi saya yang kumpul bersama. Habib Muhammad long march dari Tanah Abang. Belum lagi di berbagai titik yang enggak bisa masuk kawasan Patung Kuda, itu laporannya luar biasa banyak juga, artinya tetap reuni tahun ini berjalan dengan sukses, tertib dan damai, lancar,” ujar Slamet, Kamis (2/11).

Slamet mengungkap sempat mengadakan rapat bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dalam rapat itu, tercetus wacana dari panitia untuk memusatkan acara di Patung Kuda dengan memperbolehkan aparat menutup jalan.

“Kawasan patung kuda kita mengajukan permohonan izin keramaian dan tutup jalan supaya bikin panggung besar di kawasan Patung Kuda. Sehingga acara bisa tetap tertib dan teratur, tapi dari pihak kepolisian dengan argumentasi tidak bisa mengeluarkan izin tanpa rekomendasi dari Satgas Covid-19,” katanya.

Baca Juga:  PDIP Ngaku Tak Permasalahkan Reuni 212, Tapi Malah Bilang Gini, ‘Siapa Bisa Jamin Jika Terjadi Kerumunan’

Kendati demikian, hasil rapat tak sesuai harapan panitia Reuni 212. Di mana, pada akhirnya kepolieian tidak memberi izin keramaian di kawasan Patung Kuda. Lantas, munculah alternatif lokasi yang dipilih di antaranya Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, walaupun pada akhirnya tetap ditolak. Menurut dia, sedikitnya ada 5 sampai dengan 7 tempat yang disurvei untuk acara reuni 212 tersebut.

“Hari Rabu itu kita terima Rabu pagi kemarin pagi kita terima. Akhirnya Rabu pagi kita cari alternatif tempat, kurang-lebih 5 sampai 7 tempat, yang kita datangi di Bogor itu untuk bisa dipakai, semuanya ditolak,” tuturnya.

Sumber: rmol.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan