Said Aqil: Kenapa Omnibus Law Begitu Terburu-Buru?

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ditemui wartawan saat melepas jenazah almarhum adik bungsu Gus Dur, KH Hasyim Wahid (Gus Im) di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu 1 Agustus 2020. (Foto: ANTARA/ Abdu Faisal)

IDTODAY.CO – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj menegaskan bahwa NU dan ormas lainnya sama sekali tidak dilibatkan dalam pembahasan undang-undang Cipta kerja.

“Betul, ya jadi kami ini sama sekali enggak pernah diajak dialog atau diajak tukar pikiran, dimintai masukan, atau apa, enggak pernah. Jangankan NU, Muhammadiyah pun tidak, enggak ada ormas yang diajak,” tegas Kiai Said sebagaimana dikutip dari RMOL, Jumat (23/10).

Baca Juga:  Pernyataan Said Aqil Tentang Anies Representasi Pemikiran Sebagian Nahdliyin

Atas dasar itulah, NU menilai proses melahirkan undang-undang sapu jagat tersebut sangat eksklusif lantaran tidak melibatkan banyak pihak dalam pembahasannya.

“Jadi memang prosesnya itu sangat eksklusif, sangat elitis. Kedua, omnibus law ini betul-betul, sepertinya terburu-buru, itu yang saya heran, kenapa sih terburu-buru? Apa sih yang dikejar? Gitu lho. Apa sih yang dikejar? Kami siap kalau diajak ngomong, diajak dialog, diajak tukar pikiran,” tegasnya kembali.

Baca Juga:  Demo Tuntut Pencabutan Omnibus Law Cipta Kerja, Massa Mahasiswa Tiba di Patung Kuda

PBNU sudah menerima versi terbaru omnibus law UU Cipta Kerja dengan seribu halaman lebih. Padahal, sebelumnya disampaikan kepada Presiden Joko Wiwodo melalui parlemen hanya 812 halaman.

“Saya terima seribu lebih, katanya 812, tapi ternyata yang saya terima seribu lebih, saya heran,” ucap Kiai Said.

Beliau sangat menyayangkan undang-undang tersebut yang terburu-buru dilahirkan dan cepat disahkan.

“Jadi aduh ini, masalah undang-undang yang akan diundangkan untuk selamanya, atau untuk jangka masa yang panjang, kok sepertinya terburu-buru, kurang teliti,” urainya.

“Belum kontennya, ini baru prosedurnya lho ya, kalau kontennya yang masih saya kritik ya masalah pendidikan minerba dan ketahanan pangan dan lain-lain,” tandas Kiai Said menutup komenatranya.[rmol/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan