IDTODAY.CO – Terkait pembakaran bendera PDIP yang terjadi saat aksi demo penolakan RUU HIP di depan Gedung DPR, Jakarta pada Rabu, 24 Juni 2020 kemaren, mendapatkan banyak sorotan dari kader-kader PDIP.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebutkan, aksi bakar bendera itu merupakan upaya menyerang partai. Bahkan, memiliki tujuan lebih jauh yakni mengganggu pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Untuk itu PDI Perjuangan menegaskan bahwa dialog dan musyawarah kita kedepankan, namun jangan uji kesabaran revolusioner kami,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (27/6). Seperti dikutip dari iNews.id (27/06/2020).

Hasto juga menyebutkan bahwa langkah mengambil jalur hukum terkait pembakaran bendera tersebut didasarkan pada pengalaman Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dia mengaku teringat ketika konsolidasi dilakukan paska peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996. Saat itu ada yang mengusulkan untuk melakukan perlawanan terhadap rezim.

“Namun Ibu Megawati Soekarnoputri mengambil langkah yang mengejutkan, yakni membentuk Tim Pembela Demokrasi dan melakukan gugatan di lebih dari 267 Kabupaten/Kota,” ujarnya.

Baca Juga:  Pria di Tanjung Pinang Kepri Ditangkap, Diduga Lecehkan Kinerja Jokowi di FB

Hasto melanjutkan, saat itu, langkah Megawati mendapat protes, namun dengan keyakinan yang dimiliki, langkah tersebut membuahkan hasil.

“Keyakinannya terbukti, seorang hakim yang bernama Tobing di Riau memenangkan gugatan PDI dan posko gotong royong berdiri spontan. Inilah cermin dukungan rakyat. Itulah esensi kekuatan moral,” katanya.

Hasto juga menyebutkan bahwa seluruh kader PDIP masih satu komando yaitu menahan dan terus menjaga persatuan. Kader PDIP merupakan Nasionalis-Soekarnois yang selalu berjuang untuk bangsa dan negara.

“Kami dididik untuk mencintai negara ini lebih dari segalanya dan membangun persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air, untuk Indonesia yang satu,” ucap Hasto.

Selanjutnya,Hasto memberi contoh meskipun Soekarno pernah dipinggirkan oleh Soeharto namun saat itu Megawati meminta agar tidak ada yang menghujat Presiden ke-2 RI Soeharto saat diturunkan.

 “Bagi PDIP, politik itu menebar kebaikan dan membangun optimisme. Prioritas utama kami saat ini adalah membantu rakyat akibat Covid-19,” ujarnya.[aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan