Sekjen PDIP Tegaskan Tolak Upaya Ektremis yang Coba Ganti Pancasila

Sekertaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim, dirinya tak kabur ke gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada Rabu (8/1) malam demi menghindari KPK. (Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

IDTODAY.CO – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa PDIP menolak berbagai upaya untuk mengganti Pancasila.

“PDI Perjuangan bersama segenap komponen bangsa lainnya menolak berbagai upaya baik dari ekstrim kiri maupun ekstrim kanan yang mencoba mengganti Pancasila,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Minggu (5/7). Sebagaimana dikutip dari merdeka.com (05/07/2020).

Penegasan itu, disampaikan Hasto, untuk mengingatkan kembali ke sejumlah pihak-pihak yang memojokkan partainya, yang dianggap sebagai partai komunis dan berusaha mengganti Pancasila.

Hasto juga mengingatkan bahwa partai PDIP dikenal sebagai partai berideologikan Pancasila, bahkan pernyataan sikap politik dan kebijakannya selalu bertemakan Pancasila.

“Karena itulah dukungan terhadap Pancasila sebagaimana sering disuarakan akhir-akhir ini, termasuk oleh mereka yang sebelumnya memiliki pandangan ideologi berbeda, merupakan dialektika kemajuan yang semakin menunjukkan kebenaran terhadap Pancasila sebagai ideologi negara,” tutur Hasto.

Lebih lanjut, Hasto mengingatkan bahwa Pancasila telah terbukti mengatasi berbagai masalah di Indonesia. Bahkan, membuat semua pihak bersatu.

Baca Juga:  PD ke PDIP: Apa Salah SBY?

“Dengan Pancasila kita selalu satu, berbeda dengan Yugoslavia, Uni Soviet yang terpecah belah, juga Yaman, Irak, Suriah dan lain-lain, yang terus dihadapkan pada krisis akibat perang yang tidak kunjung usai. Karena itulah adanya falsafah hidup, falsafah dasar, dan juga alat pemersatu seperti Pancasila selalu kita syukuri,” ungkapnya.

Dengan demikian, kata Hasto, Pancasila jelas terbukti efektif menjadi dasar dan tujuan kehidupan berbangsa.

Hasto kemudian meminta seluruh bangsa Indonesia untuk meningkatkan semangat persatuan dibawah ideologi Pancasila di tengah ancaman isme yang tak sesuai dengan jalan hidup bangsa Indonesia.

 “Saatnya kedepankan semangat persaudaraan sebagai satu bangsa yang bertanah air satu, Indonesia,” pungkasnya.[merdeka/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan