Soal Elektabilitas RK-Ganjar Naik, Anies Turun, Direktur Eksekutif Indikator Politik Sampaikan Analisisnya

Gubernur Banten Wahidin Halim, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020. Dalam rapat tersebut, mereka membahas pencegahan dan penanganan dampak banjir. (Foto: TEMPO/Subekti)

IDTODAY.CO – Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menyampaikan analisisnya terkait dengan hasil survei yang menunjukkan naiknya elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedangkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menurun sebagai calon dalam Pilpres 2024. Seperti apa analisisnya?

“Analisis saya ketika saya cek berdasarkan pilihan 2019 pemilih Pak Jokowi yang memilih Anies Baswedan itu sedikit, sementara pemilih Pak Prabowo di 2019 diperebutkan bayak orang, ke Pak Prabowo sendiri, sebagian lain ke Anies Baswedan, sebagian lain dipeberutkan Sandiaga, ada yang lari ke AHY, dan Pak Gatot,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi saat dihubungi, Senin (8/6). Seperti dikutip dari detik.com (09/06/2020).

Burhanuddin juga menyampaikan alasan lain terkait dengan turunnya elektabilitas Anies Baswedan. Menurutnya, hal ini karena pemilih Pak Jokowi pada Pilpres 2019 yang lalu enggan melirik Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Menurutnya, ada narasi kurang harmonis yang akhir-akhir ini terlihat dari keduanya.

“Pemilih Pak Jokowi kurang pilih atau melirik Anies dugaan saya ini terkait hubungan yang ditangkap publik seolah-olah ada narasi yang kurang harmonis antara Anies dan pusat (Jokowi) itu yang kemudian sebagian pemilih Pak Jokowi merasa mereka sulit memberikan pilihan ke Anies,” ucapnya.

Lebih lanjut Burhanuddin menyebutkan bahwa selama ini pendukung Jokowi menganggap Anies justru menyerang Jokowi dalam berbagai kebijakan. Karena itu, menurutnya suara pendukung Jokowi justru terpecah kepada Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo.

“Ada hubungan ditangkap basis Pak Jokowi, Anies ini bukan bagian dari in group, tapi out group, ini perasaan baru muncul beberapa waktu belakangan, belakangan dan kebetulan narasinya itu yang ditangkap pendukung Jokowi itu Anies dianggap menyerang pemerintah pusat atau Pak Jokowi, di saat yang sama pendukung Mas Anies merasa terobosoan DKI selalu dihadang,” ujarnya.

Baca Juga:  Didesak Berbagai Kalangan, Pemprov Jabar Revisi Kepgub "Diskriminatif" Pondok Pesantren

“Perasaan kedua belah kubu secara elektoral justru ini merugikan Anies, karena Anies kurang mendapat dukungan dari pendukung Pak Jokowi dan ini justru jadi berkah buat Pak Ganjar dan Ridwan Kamil, beliau (Anies) mulai sadar narasi antagonistik yang terlanjur terbangun merugikan kepentingan elektoral karenanya ada keinginan memperbaiki ini,” sambungnya.

Burhanuddin juga menyebut bahwa masa pandemi covid-19 juga bisa dijadikan panggung elektoral Pilpres 2024 yang akan datang bagi para kepala daerah. Menurutnya, banyak tokoh yang saat ini elektabilitasnya kalah lantaran tidak terekspos dalam penanganan COVID-19, salah satunya Menhan Prabowo Subianto.

“Visibility kelihatan, panggung COVID-19 ini beralih dari domain pusat, sebagian ditarik ke domain pemda, pemda ini sekarang lebih sering mendapatkan average penanganan COVID-19, calon-calon yang tidak dapat coverage punya indikasi menurun, Prabowo, Sandiaga, Mahfud, AHY itu turun, meski Pak Prabowo Menhan, tapi beliau tupoksinya bukan di COVID, apa lagi panggung bergeser ke pemda,” ungkapnya.

Baca Juga:  Komentari Barisan Celeng Berjuang, Ruhut Sitompul: Ganjar Pranowo Itu Pintar

Pertanyaan yang digunakan dalam survei ini yaitu,  ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?’. Hasilnya, nama Menhan Prabowo Subianto ada di posisi teratas dengan 14,1% suara. Namun, angka ini turun dari periode survei sebelumnya pada Februari.

Dalam survei sejumlah nama lain yang masuk adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK). Dua nama ini mengalami kenaikan elektabilitas. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa tokoh lain mengalami penurunan elektabilitas dibanding yang mereka peroleh di Februari 2020.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan