Soal Isu Reshuffle Kabinet, PKB: Menkes Terawan Harus Diganti

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat menghadiripertemuan dengan Komisi IX DPR RI pada Februari lalu. (Foto: The Jakarta Post)

IDTODAY.CO – Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro PKB Maman Imanulhaq mengatakan Menkes Terawan Agus Putranto merupakan menteri pertama yang layak untuk direshuffle Jokowi.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi soal reshuffle kabinet yang disampaikan Jokowi saat memarahi para menterinya yang dinilai kurang maksimal dalam menangani virus corona.

“Nah, kalau menteri yang harus diganti sebenarnya, publik sudah tahu. Ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiai tetapi menjadi menteri, Menkes maksudnya. Menkes (menteri yang harus direshuffle),” kata Maman dalam diskusi bertajuk ‘Menanti Perombakan Kabinet’, Sabtu (4/7). Seperti dikutip dari kumparan (04/07/2020).

Maman juga mengatakan bahwa Jokowi juga perlu mengevaluasi kinerja menteri Mendikbud Nadiem Makarim soal kebijakan belajar jarak jauh yang diterapkan. Menurutnya, belajar jarak jauh dapat mengakibatkan anak kehilangan materi belajar.

“Kedua menteri pendidikan. Menteri pendidikan itu sangat harus digarisbawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah karena karena terjadi loss education dan loss generation,” sebutnya.

Lebih lanjut, Maman juga menyinggung soal kinerja Kementerian Agama yang dinilai juga belum maksimal dalam menangani corona. Salah satunya, kata dia, tambahan anggaran yang diusulkan Kemenag tak menyentuh kelompok ustaz hingga habaib yang terdampak.

Baca Juga:  Soal Demo UU Cipta Kerja, PKB Takut Buruh yang Jadi Korban Penularan Covid-19

Oleh karena itu, menurutnya, Kemenag tak memiliki sense of crisis pandemi. Namun, ia tak menyebut apakah Menag Fachrul Razi juga harus reshuffle Jokowi.

“Kemudian satu menteri yang ketika kemarin mengajukan anggaran tambahan, bayangkan ada kementerian mengajukan anggaran tambahan saat pandemi. Kita sisir programnya. Tidak satu pun menyentuh pandemi. Saya sebutin kemenag. Kemenag itu tidak ada sense of crisis pandemi,” sebutnya.

“Saya bilang yang paling terdampak selama pandemi ini adalah kelompok ustaz, kiai, dan habaib. Ada beberapa yang datang ke rumah, ‘kang Maman saya 70 pengajian batal’. Tetapi saya memperhatikan kiai, guru ngaji, imam masjid. Kalau mereka dipegang negara, ini bs menjadi ujung tombak sbg pemimpin informal yang bs mensosialisasikan tentang bahaya COVID-19,” tutup Jokowi.[kumparan/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan