Soal Mundurnya NU-Muhammadiyah dari POP, Dradjad Wibowo: Rakyat Semakin Tahu, Uang Kemendikbud Diberikan Ke Konglomerat

Dradjad Wibowo di Sekretariat DPP PAN di Jl Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (8/2/2020). (Foto: KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI)

IDTODAY.CO – Langkah dua organisasi besar Islam, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang mundur dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud mendapat dukungan dari banyak kalangan.

Termasuk diantaranya, Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad H Wibowo. Dia mengatakan, tidak masalah Kemendikbud lebih mengutamakan yayasan Kemala berat daripada dua organisasi terbesar di indonesia  yang telah malang-melintang di dunia pendidikan.

“Kalau pemerintah dalam hal ini Mendikbud dan jajarannya mengabaikan peranan panjang itu, ya monggo. Mau lebih senang bekerja sama POP dengan yayasan milik konglomerat, ya monggo,” kata Dradjad sebagaimana dikutip dari Rmol.id, Kamis (23/7).

“Jadi rakyat semakin tahu, uang rakyat di Kemendikbud itu diberikan ke lembaga konglomerat,” imbuhnya.

Dia pun menyinggung pesan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, “hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan cari hidup dari Muhammadiyah”. tegasnya.

Dradjat mengatakan warga persyarikatan tidak mempersalahkan langkah Kemendikbud yang membiarkan Muhammadiyah mundur dari programnya.

“Jadi warga Persyarikatan sudah seabad lebih membiayai Muhammadiyah mengabdi, dan insyaa Allah akan terus demikian,” urainya.

Dia pun menyinggung bahwa NU merupakan organisasi yang sama sepupunya dengan Muhammadiyah. Tepatnya, NU berdiri 14 tahun kemudian, 31 Januari 1926.

“NU dan Muhammadiyah sama-sama sepuhnya, sama-sama banyak mengabdi di dunia pendidikan,” pungkasnya.

Sebagaimana maklum, dua yayasan perusahaan konglomerat masuk dalam kategori Gajah dalam program POP Kemendikbud,  atau mendapatkan bantuan Rp 20 miliar per tahun. Yakni,  Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation.[rmol/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan