Soal Pelajar Ikut Demo Omnibus Law, KPAI: Bosan Pembelajaran Jarak Jauh

Ribuan massa aksi 1310 memadati kawasan sekitar Patung Kuda Monas, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020. Ketua Media Center Persatuan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin mengklaim jumlah peserta Aksi 1310 Omnibus Law hari ini mencapai 10 ribu orang. (Foto: TEMPO/Subekti)

IDTODAY.CO – Berdasarkan hasil penelusuran Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, anak yang ikut demonstrasi Omnibus Law, salah satunya karena bosan tidak sekolah tatap muka.

“Saya menghampiri anak perempuan, ia mengaku sekolah di SMK Jatinegara. Ia datang ke lokasi diajak teman-temannya dan ia mengaku mulai bosan pembelajaran jarak jauh (PJJ),” kata Jasra kepada wartawan. Sebagaimana dikutip dari viva.co.id (13/10/2020).

Menurut Jasra, latar belakang anak ikut demo banyak dari kalangan yang kurang perlindungan keluarga, seperti karena putus sekolah, orang tua jarang pulang karena tempat kerja jauh, dan pembelajaran online yang belakangan cenderung hanya aktivitas pengajaran penugasan pekerjaan rumah.

Ia mencontohkan, salah satu peserta demo dari kalangan pelajar adalah siswa SMP dari Tangerang yang datang ke Jakarta Pusat dengan naik kereta. Si anak ikut demo setelah diajak temannya di media sosial dan kondisi di rumah yang tidak nyaman.

Jasra mengatakan, dari hasil pengamatannya di lapangan, situasi anak dalam demo tampak bergerombol dan tidak memperhatikan orasi yang disampaikan dari mobil komando. Dengan kata lain, kedatangan mereka cenderung acuh dengan aksi utama. Jika terjadi provokasi mereka rentan terjebak dalam kerusuhan, bahkan terlibat.

Baca Juga:  Kalangan Buruh Akan Gugat Omnibus Law ke MK

Ia menyebutkan, situasi kesehatan anak di sekitar aksi demo buruk, seperti merokok, tidak ada yang mengingatkan menggunakan masker dan lingkungan sekitar cenderung melakukan pembiaran. Padahal, Jakarta merupakan kawasan zona merah COVID-19 yang mewajibkan warganya menerapkan protokol kesehatan.

“Anak menjadi kelompok rentan di dalam lautan massa seperti ini, apalagi kondisi pembatasan selama pandemi, menambah ketertekanan anak. Dengan membanjirnya informasi menyebabkan anak anak mudah terlibat, akibat kondisi psikologis mereka,” katanya.

Selanjutnya, Jasra mengatakan bahwa KPAI akan segera mengadakan sidang pleno dengan memanggil perwakilan lintas kementerian/lembaga, organisasi pelajar, ormas, forum anak, dan unsur terkait dalam urun rembug situasi yang melibatkan anak.[viva/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan