Soal Pidato Jokowi Tentang Target Pertumbuhan Ekonomi yang Dinilai Kurang Realistis, KSP: Presiden Sudah Kalkulasi

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

IDTODAY.CO – Pihak Kantor Staf Presiden (KSP) menanggapi kritikan  Politikus Partai Gerindra Fadli Zon yang menilai bahwa target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kurang realistis. KSP menyebut Jokowi telah mengkalkulasi dan memikirkan banyak faktor dalam memberikan target.

“Saya kira dalam merumuskan target itu Presiden sudah memikirkan banyak faktor, dan saya kira sudah dikalkulasi dengan saksama,” ujar Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Ardian saat dihubungi Sabtu (15/8). Sebagaimana dikutip dari detik.com (15/08/2020).

Baca Juga:  Presiden Iran Siap Pasok Test Kit Hingga Ventilator Untuk Indonesia

Ia menambahkan bahwa target yang disampaikan oleh Jokowi sebelumnya telah dibahas bersama pakar ekonomi, sehingga tak ada yang perlu dirisaukan.

“Membuat target itu tidak main-main, melibatkan banyak pakar, banyak ekonom, dan orang-orang yang memang mumpuni dalam menganalisa perekonomian makro. Jadi tidak ada yang perlu dirisaukan,” ujar dia.

Menurut Donny, pemberian target merupakan hal yang lumrah. target ini diberikan untuk memberikan tambahan motivasi dan semangat.

Baca Juga:  Rendahkan Pekerja Indonesia, Fadli Zon, Rizal Ramli Dan Warganet Kecam Kedubes Tiongkok

“Target itu ya, selain itu adalah sesuatu yang harus dicapai, itu juga memberikan kita semangat. Kalau kita beri targetnya kecil, ya motivasinya kecil. Kalau targetnya itu cukup besar, motivasinya juga besar,” kata Donny.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini  merupakan momen untuk melakukan transformasi secara fundamental. Ia juga menilai, peningkatan ekonomi juga dapat mudah dilakukan bila RUU Cipta Kerja diselesaikan.

“Momentum saat ini adalah momentum kita transportasi secara fundamental, untuk melakukan lompatan yang cukup signifikan buat kita lebih baik ke depan,” kata Donny.

“Kita juga mendapatkan hadiah karena banyak perusahaan dari yang di China dan di tempat lain itu merelokasi Indonesia, ditambah lagi kalau kemudian kita menyelesaikan RUU Cipta Kerja, Omnibus Law, maka kita punya ekosistem yang cukup baik dari investasi pekerja dan ujungnya adalah pertumbuhan ekonomi,” sambungnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan