Soal RUU HIP, Hasto Kristiyanto: Sebaiknya Jauhi Segala Bentuk Provokasi !

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menerima lagu sungkem yang diciptakan Didi Kempot untuk Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Selasa (26/5/2020) (Dok PDI-P)

IDTODAY.CO – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa PDIP memiliki kekuatan keras root yang sangat militan. Pernyataan tersebut diungkapkan merespon aksi provokasi yang dilakukan dengan membakar bendera Partai berlambang moncong putih tersebut.

“PDI Perjuangan ini Partai Militan, kami punya kekuatan grass-roots, dan kekuatan ini kami dedikasikan sepenuhnya bagi kepentingan bangsa dan negara. Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk aksi provokasi dengan membakar bendera Partai, kami percaya rakyat tidak akan mudah terprovokasi,” ujar Hasto dalam keterangan persnya, sebagaimana dikutip dari Gesuri.id (24/6).

Hasto menyayangkan sebab seluruh kekuatan partai saat ini fokus pada upaya membantu rakyat di dalam melawan Pandemi Covid-19.

Lebih lanjut hasto menegaskan bahwa elemen partai PDIP sedang fokus membantu rakyat dalam upaya penanggulangan covid-19. Tapi sayangnya Mama justru mendapat perlakuan tak mengenakkan.

“Presiden, wapres dan seluruh jajaran kabinet didukung oleh seluruh kader PDI Perjuangan yang antara lain terdiri dari 128 anggota DPR RI, 18 Ketua DPRD, 416 anggota DPRD Provinsi, 3232 anggota DPRD Kab kota dan 237 kepala daerah dan wakil kepala daerah serta 1,43 juta pengurus Partai, menyatu dengan rakyat, memerangi Covid-19 dengan seluruh dampaknya secara sosial dan ekonomi. Itulah skala prioritas kita bersama,” terangnya.

Baca Juga:  Mahfud MD Tegaskan Pemerintah Tolak RUU HIP

Dengan demikian, hasto menegaskan partainya akan menempuh jalur hukum terhadap para pelaku “penistaan” tersebut.

“Jalan hukum inilah yang dilakukan oleh PDI pada tahun 1996, ketika pemerintahan yang otoriter mematikan demokrasi,” tegasnya.

Kemudian, terkait wacana pembahasan RUU HIP oleh DPR, Jelaskan bahwa PDI perjuangan bersikukuh untuk mendahulukan  jalur dialog dan mendengarkan aspirasi dari masyarakat.

“Rancangan Undang-undang selalu terbuka terhadap koreksi dan perubahan, agar seirama dengan suasana kebatinan rakyat. Jadi sebaiknya semua menahan diri dan menghindarkan dari berbagai bentuk provokasi,” terangnya.

Baca Juga:  Sohibul Iman: Berhenti Berdebat Soal Pancasila, Kita Harus Maju Ukir Sejarah Baru!

Lebih lanjut ua mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara besar dengan keragaman majemuk yang dipersatukan oleh Pancasila.

“Dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga ke Rote sangat majemuk. Kita bersatu karena Pancasila. Kita harus belajar dari konflik di Suriah, Yaman, Libya dll. Rakyat di negara-negara tsb akhirnya menjadi korban. Indonesia memiliki nilai luhur untuk bermusyawarah, jadi itulah yang harusnya kita kedepankan. Untuk itu mari kedepankan proses hukum dan seluruh kader-kader PDI Perjuangan diinstruksikan agar tidak terprovokasi,” tandasnya.[brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan