Tangkal Hoax Covid-19, Bamsoet Minta Sekolah Ajari Siswa Bernalar Kritis

Ketua MPR Bambang Soesatyo terpilih menutup sidang sidang usai pelantikan pimpinan MPR periode 2019-2024 di ruang rapat paripurna MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019). (tirto.id/Andrey Gromico)

IDTODAY.CO – Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong sekolah untuk mengedepankan prinsip pendidikan literasi generik yang tak menyibukkan siswa untuk menghafal, namun membangun daya nalar kritis. Hal tersebut bertujuan supaya siswa-siswi sekolah nantinya bisa bernalar kritis terhadap berbagai misi informasi dan hoax yang sedang “mewabah” di masyarakat.

Bamsoet, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa misinformasi dan hoax merupakan tantangan terbesar manusia saat ini. Pernyataan tersebut disampaikan Bamsoet di hadapan pelajar pecinta alam SMAN 68 Jakarta, sebagaimana dikutip dari Beritasatu.com, Sabtu (25/7/2020).

“Serangan hoax dan misinformasi ternyata tak hanya terjadi pada Pemilu saja, melainkan juga disaat pandemi Covid-19 seperti saat ini,” ujar Bamsoet.

Pada kesempatan tersebut, Bamsoet mengutip data jajak pendapat yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terhadap 2.050 tenaga medis di seluruh Indonesia pada April 2020.

“135 tenaga medis mengaku diusir dari tempat tinggalnya. Sementara 66 tenaga medis mendapat ancaman pengusiran, 140 tenaga medis dipermalukan karena bekerja di rumah sakit penanganan Covid-19, 160 tenaga medis dijauhi orang sekitar, dan 71 tenaga medis dijauhi keluarganya” urai Bamsoet

Politisi partai Golkar tersebut mengatakan bahwa para tenaga medis menjadi korban hoax dan disinformasi yang berseliweran di masyarakat. Alhasil sama banyak tenaga medis di cap sebagai penyebar Covid-19.

Baca Juga:  Jokowi: Bapak Ibu Mungkin Sarapannya Nasi Goreng atau Roti, Kalau Saya Sarapannya Angka-angka

“Bukannya menyaring, masyarakat malah mempercayai begitu saja. Kejadian ini hampir serupa di saat Pemilu dahulu. Masyarakat cenderung mempercayai informasi yang keliru. Jikapun sudah diluruskan, mereka tetap tak mau menerima, lantaran sudah terlebih dahulu percaya pada informasi yang menyesatkan tersebut,” urai Bamsoet.

Lebih lanjut, Alumni Lemhanas KSA XIII itu memberikan contoh terkait kabar hoax yang sedang viral di masyarakat.

“Misinformasi terbaru yang saat ini sedang hangat di media sosial adalah terkait termometer infrared (thermo gun) yang diklaim berbahaya bagi manusia karena dianggap dapat merusak struktur otak” ucapnya.

“Mudahnya masyarakat percaya dengan informasi serampangan tanpa dasar yang kuat, menandakan daya nalar kritis bangsa ini sedang diujung tanduk. Sekaligus menjadi early warning bagi stakeholder dunia pendidikan duduk bersama mencari pola pembelajaran yang tepat guna mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat yang terkandung dalam pembukaan UUD NRI 1945,” tandas Bamsoet.[beritasatu/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan