Terkait Corona, Ilmuwan Dunia: Kondisi Indonesia Paling Mengkhawatirkan

Ilmuwan Khawatir Kini Virus Corona Sudah Bermutasi, Penderitanya Makin Sulit Dideteksi. (Foto: Shutterstock)

IDTODAY.CO – Para Ilmuwan dunia untuk sementara ini membuat kesimpulan tentang penanganan Corona di Asia Tenggara. Dalam penilaian mereka Singapura dianggap sebagai negara yang mampu mengendalikan wabah Corona, berbanding terbalik dengan Indonesia.

Ternyata luas wilayah dan populasi penduduk menjadi salah satu faktor yang mendukung upaya pencegahan virus Corona di Singapura & Hongkong, mengingat dua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pelacakan kontak antar masyarakat.

Ditambah juga track record penanganan wabah yang melanda sebelumnya seperti virus SARS yang pernah terjadi di Singapura dan Hongkong.

Singapura sejak pertama kali mengumumkan kasus COVID-19 pada 23 Januari 2020 silam. Terdapat 455 orang terinfeksi, 2 meninggal dunia, dan satu orang di antaranya diketahui adalah WNI. Sedangkan 144 orang dinyatakan sembuh.

Baca Juga:  Pengamat: Take Action, Gaji Stafsus Milenial Rp 51 Juta Sumbangkan Untuk Pencegahan Corona

Di luar Singapura dan Hong Kong, dua negara Asia lainnya, Taiwan dan Korea Selatan, juga dianggap cukup baik dalam mengendalikan wabah virus corona.

Terdapat beberapa kiat yang efektif dalam upaya pengendalian virus Corona, diantaranya, menguji sejak awal secara luas, menerapkan isolasi yang efektif, serta penelusuran kontak dan karantina.

“Setiap negara yang belum dapat menerapkan langkah-langkah ini dengan cepat, untuk alasan apapun, berisiko tinggi penularan masyarakat yang tidak terkendali, seperti yang kita lihat sekarang di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat,” tutur Asisten profesor penyakit menular National University of Singapore, Clarence Tam,  sebagaimana dikutip dari kumparan.com (23/3/2020).

Sedangkan Indonesia, dengan luas wilayah yang yang begitu lebar dan populasi penduduk yang begitu banyak telah memicu kekhawatiran dunia internasional terkait efektivitas pencegahan penularan virus Corona.

Ditambah lagi kelalaian pemerintah Indonesia dalam bertindak cepat dan sigap untuk mengatasi penyebaran virus Corona disinyalir akibat pernyataan Menteri Kesehatan Indonesia, Terawan Agus Putranto yang cenderung over confidence dan “hanya” mengandalkan doa sebagai alat penangkal virus ganas tersebut.

Di sisi lain, saat virus Corona telah mendapatkan perhatian serius dari berbagai bela negara di belahan dunia yang lain, Presiden Jokowi justru mengundang wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Tak ayal Indonesia dikecam karena dinilai terlambat dalam menangani virus bernama resmi SARS-CoV-2 itu.

Baca Juga:  RSUD Sosodoro Bojonegoro Jadi Rumah Sakit Rujukan Pengujian Virus Corona

Salah satu Profesor virologi Universitas Queensland, Ian Mackay, menyoroti situasi di Indonesia saat ini yang dianggap berpotensi menyebabkan kondisi lebih buruk ke depannya. 

“Ketika Anda melihat banyak kematian dalam waktu singkat (seperti yang terjadi di Indonesia), itu menunjukkan ada beberapa kasus selama beberapa waktu. Juga, kami telah melihat banyak wisatawan yang terinfeksi keluar dari Indonesia sehingga itu bukanlah tempat yang aman dari virus corona,” ucap Mackay. “Mereka (angka infeksi saat ini) hanya belum cukup diuji.” Lanjutnya.

Jika di persentase, tingkat kematian akibat Corona di Indonesia melebihi rata-rata internasional. Kecerdasan tersebut menciptakan kekhawatiran terhadap salah satu dosen ahli politik Asia Tenggara di Griffith University, Lee Morgenbesser,.

“Dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling saya khawatirkan. Populasinya sangat besar dan birokrasi yang tidak efisien,” urai Morgenbesser.(kpr/br)

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan