Wakil Ketua MPR Minta Kuasai Iptek untuk Tampil ke Pentas Nasional

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap anggota DPR RI Jazilul Fawaid. (Foto: JawaPos.com)

IDTODAY.CO – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mendorong para santri untuk berani tampil ke pentas nasional dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jazilul menyampaikan hal itu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada para santri Pesantren Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

“Para santri dahulu telah berbuat banyak untuk memerdekakan Indonesia. Kini saatnya para santri mengisi kemerdekaan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Jazilul. Sebagaimana dikutip dari detik.com (03/11/2020).

Dalam acara tersebut, Jazilul mengatakan kehadirannya di Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu mengingatkan dirinya saat menjadi santri.

“Dulu ketika saya masih menjadi santri tidak ada bayangan menjadi Wakil Ketua MPR. Sekarang saya bangga berada di sini, di depan para calon pemimpin bangsa,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa para santri jangan hanya mahir di bidang ilmu keislaman, namun harus juga menguasai teknologi.

Baca Juga:  Pasitif Covid-19 Terus Bertambah, Ketua MPR: Mempersulit Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional

“Kalau membaca kitab kuning, akidah, para santri sudah mahir. Tapi ilmu pengetahuan dan teknologi harus juga dikuasai anak-anak pesantren. Dulu ada BJ Habibie dari keluarga santri bisa membuat pesawat terbang,” tuturnya.

Oleh karena itu, Jazilul meminta para santri untuk bisa berani tampil ke depan agar generasi milenial sekarang bisa menyamai prestasi B.J. Habibie.

“Makanya untuk mengisi kemerdekaan ini para santri harus tampil ke depan. Tidak perlu minder. Biasanya anak-anak pesantren sering minder dan tidak percaya diri. Para santri tidak perlu minder karena negara ini ada berkat perjuangan para santri dan kiai. Jadi santri memiliki saham dalam negara ini,” imbuhnya.

Baca Juga:  Ketua F-Golkar Himbau Masyarakat Selalu Kenakan Masker Saat Pergi

Ia juga berpesan agar para santri tidak menunda-nunda dalam mencari ilmu. Menurutnya, angan-angan panjang yang tidak digunakan untuk mencari ilmu hanya akan membuang waktu saja.

“Salah satu bukunya K.H. Hasyim Asyhari, Etika Guru dan Murid mengingatkan hendaklah kepada anak-anakku menggunakan umurnya untuk memperoleh ilmu. Jangan terpedaya dengan kebiasaan menunda-nunda dan angan-angan panjang. Waktu yang sudah dilewati tidak akan kembali lagi,” pesannya.

Ia kemudian menyinggung soal kebiasaan anak muda saat ini yang suka menunda-nunda. Ia meminta agar kebiasaan itu dihilangkan.

“Anak muda agar menyegerakan diri dan jangan terpedaya kebiasaan untuk menunda-nunda. Yang bisa dilaksanakan, jangan ditunda-tunda karena waktu yang sudah lewat tidak akan kembali lagi. Anak muda juga angan-angannya panjang. Inginnya itu, maunya ini. Tapi tidak mengerjakan apa-apa,” katanya.

Baca Juga:  MPR Minta Sri Mulyani Dipecat, Pimpinan DPR: Biasanya Malah Dipertahankan Pak Jokowi

Jazilul pun berharap, melalui sosialisasi ini, para santri Qamarul Huda dapat memiliki semangat untuk mencari ilmu yang tinggi, rajin membaca, tidak menunda-nunda dan tidak berangan-angan panjang. Ia menyebutkan Empat Pilar merupakan komitmen untuk melestarikan bangsa Indonesia.

“Di pesantren sudah diajarkan hubbul wathon minal iman, cinta kepada negara dan tanah air adalah bagian dari iman. Agama dan negara tidak dipertentangkan,” jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut merupakan perjuangan murni pemikiran Nahdlatul Ulama, yang menjadi pondasi bahwa negara ditopang oleh agama, dan agama ditopang oleh negara.

“Indonesia negara hebat. Agama bermacam-macam, beragam suku, tapi rakyatnya tentram dan tidak bertengkar apalagi menggunakan kekerasan. Ini merupakan salah satu kontribusi para alim ulama dan para kiai, khususnya umat Islam,” pungkasnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan