Warga Ngadu Ke Kantor Luhut: Rumah Belum Ditempati Tagihan Listrik Rp1,5 Juta, Padahal Kan Kosong

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Suara.com/Ria Rizki).

IDTODAY.CO – Sejumlah warga mengeluhkan soal kenaikan tagihan listrik yang tiba-tiba melonjak drastis di masa pandemi Covid-19.

Mereka lantas mengadukannya ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, tempat Luhut Binsar Panjaitan berkantor.

Kemenko Maritim dan Investasi memang membuka saluran pengaduan soal lonjakan tagihan listrik melalui email pengaduanenergi@maritim.go.id.

Sejak dibuka pada Selasa,9 Juni 2020 sampai dengan Kamis, 11 Juni 2020 pukul 18.00 WIB, pengaduan yang masuk sudah mencapai 234 laporan.

Karena itu, Kemenko Maritim dan Investasi merasa perlu menggelar audiensi dengan warga yang melapor tersebut. Audiensi digelar pada Juamt (12/6/2020).

“Saya mau dengar langsung dari teman-teman yang katanya terbebani dengan kenaikan tagihan listrik PLN yang nggak kira-kira,” kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Purbaya, Yudhi Sadewa, dalam keterangannya Sabtu (13/6/2020).

Setelah diminta menjelaskan, salah satu peserta audiensi bernama Anggana mengaku heran dengan perbedaan tagihan listriknya.

Dia mengatakan, dirinya dan keluarga sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk berada di rumah sejak Januari 2020. Namun, selama di rumah Anggana mengaku tidak ada perubahan pada aktivitas dan kebiasaan.

“Penggunaan listrik saya lihat dari trennya cukup normal. Kami sekeluarga sejak Januari 2020 sudah stay di rumah dan dari situ kami tidak ada perubahan pada aktivitas dan kebiasaan. Namun, pada tagihan Juni 2020, ada peningkatan tagihan sekitar 23-51 persen,” kata Anggana.

Tagihan rekening listrik melonjak tidak hanya terjadi pada rumah yang berpenghuni. Sabda Tuah, peserta audiensi lainnya, melaporkan rumahnya yang tidak berpenghuni dikenakan tagihan listrik cukup tinggi.

“Rumah saya di Pekanbaru baru selesai (dibangun) dan kami baru mendapatkan rekening listrik, namun rumah tersebut masih kosong dan belum kami huni. Tapi, tagihan listrik yang masuk sampai Rp1,5 juta, padahal kan rumahnya kosong,” kata Sabda.

Selain rumah tempat tinggal, eskalasi tagihan listrik juga dialami pada tempat usaha milik Laela Indawati. Menurutnya, tagihan listrik rata-rata sebelum pandemi COVID-19 sekitar Rp100 ribu-Rp150 ribu.

Namun pada tagihan Juni 2020, tagihan yang masuk mencapai Rp559 ribu. Hal tersebut diakui oleh Laela sangat membingungkan, karena semenjak pembatasan sosial berskala besar (PSBB), bengkel tempat usahanya sudah tidak beraktivitas.

Baca Juga: Direktur PLN Pun Akui Tagihan Listrik di Rumahnya Melonjak 100 Persen, Ini Penyebabnya

Tak hanya itu, Andriana Sakti juga mengadukan kenaikan tagihan listrik di rumah yang dijadikan tempat usaha olehnya.

“Dari Oktober 2019 sampai Mei 2020, tagihan yang saya terima tidak jauh dari Rp1,2 juta sampai Rp1,4 juta. Tapi Juni 2020, tagihannya sekitar Rp2 juta dalam keadaan kantor tutup,” kata Andriana.

Baca Juga:  Tagihan Membengkak, DPR: PLN Harus Menjelaskan Ke Publik !

“Ini bukan kami tidak ingin bayar, tapi lebih ke transparansi saja. Ini kenapa bisa ada kekurangan tagihan, kenapa melonjaknya tinggi.”

Menanggapi pengaduan yang disampaikan para peserta audiens, Purbaya meminta kesediaan mereka untuk mengirimkan nomor rekening pelanggan serta foto kWh meter sebagai bukti penggunaan dan bahan pembanding saat dilakukan investigasi ke PLN.

“Makanya, saya adakan forum ini, kita mau lihat seperti apa, jadi kami ada di tengah. Nanti, saya kirimkan tim ke PLN, kita cocokkan juga meterannya. Nanti, saya akan bawa tim dari Badan Siber juga, untuk memastikan tidak ada kebocoran,” kata Purbaya.

“Berikan kami waktu satu dua hari kerja untuk melakukan pengecekan kepada PLN. Saat ini, kami belum bisa menyimpulkan sebelum ada pemeriksaan kembali dengan data di PLN. Kami akan jalan betul-betul melihat seperti apa yang terjadi. Tapi, kami akan berjalan di tengah.”

Sumber: kompas.tv

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan