Meniti Kaffah di Tengah Wabah

Anita Ummu Taqillah (Foto: Dok. Penulis)

Oleh: Ummu Taqillah (Komunitas Setajam Pena)

Ramadhan mulia telah kembali. Bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan. Bulan yang selalu dinanti untuk pembersih diri. Bulan Al Quran, perjuangan dan kebangkitan. Bulan untuk meraih pundi-pundi pahala dan kemenangan di hari fitri nanti.

Namun, Ramadhan tahun ini begitu berbeda. Karena kita harus menjalani dalam dekapan wabah corona. Dalam kondisi yang tak seperti biasa. Namun diri harus bersiap dan bersemangat menjalaninya.

Ya, wabah corona ini haruslah menjadi pengingat diri. Di tengah hiruk pikuk duniawi. Allah uji dengan corona ini. Agar kita kembali pada Ilahi Rabbi.

Baca Juga:  Efektifkah Pembelajaran Jarak Jauh?

Bumi memang sudah terlihat renta. Banyak kemaksiatan dimana-mana. Tua-muda, kaya-miskin, laki-laki maupun perempuan terkubang dalam jerat dunia yang melenakan. Banyak sudah kasus pencurian, perampokan, korupsi, zina, LGBT, pembunuhan, narkoba, hingga miras yang merajalela hampir merata di seluruh pelosok negeri. Tawuran dan geng motor, pembuliyan dan perkosaan juga tak kalah ngeri.

Inilah tampilan negeri seribu pulau. Di tengah wabah Covid-19 inipun tak ada yang jera. Kemaksiatan masih merajai manusia. Bahkan sang penguasa pun terlihat santai. Tak peduli perekonomian rakyat mulai lemah terkulai. Segala kebijakan tak ada yang merujuk pada Sang Pencipta. Baik ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan dan penanganannya, terutama dalam masa wabah inipun masih semaunya.

Baca Juga:  Jokowi tak Mikir Bahaya China atau Agen China?

Sudahlah cukup bukti kerusakan demi kerusakan yang negeri ini hadapi. Segala sumber kerusakan itu hanya satu, yaitu tak diterapkannya aturan Ilahi sebagai pondasi. Justru lebih memilih aturan demokrasi. Yang bersumber  dari hati dan akal manusia yang tak berarti.

Harusnya, Ramadhan ini menjadi jalan meniti kaffah. Di tengah wabah yang Allah SWT hadirkan untuk menggugah. Menggugah hati dan akal yang lemah. Agar kembali kepada syariat Sang Pemberi Berkah. Dan akan kita dapati kebahagiaan yang melimpah.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS. Al-A’raf : 96)

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan