Oleh: Ummu Farras (Pemerhati Kebijakan Publik)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. BUKHARI – 6015)

Sungguh benarlah ucapan baginda Rasulullah sholallahu’alaihi wa sallam di atas. Saat ini, telah nyata di hadapan kita, banyak orang terutama para pemimpin yang tidak menjalankan amanahnya dengan baik, bahkan menyia-nyiakan amanahnya. Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa setiap manusia memiliki amanah. Dan amanah yang paling utama bagi manusia adalah amanah untuk taat kepada Allah SWT, Sang Pencipta, Sang Pemilik alam semesta yang Maha Sempurna.

Manusia diciptakan ke muka bumi ini oleh Allah, dengan diberikan segala potensi akal dan berbagai kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya yang lain, sebab manusia diberi amanah sebagai khalifah yang diwajibkan membangun dan memelihara kehidupan di muka bumi berdasarkan aturan Allah Ta’ala.

Namun, sejatinya amanah ini bukanlah hal yang ringan, justru sedemikian beratnya sehingga makhluk-makhluk besar seperti langit, bumi dan gunung saja enggan memikulnya karena khawatir akan mengkhianatinya.

Baca Juga:  Mantaplah Arief Poyuono, Bakal Merebut Gerindra dari Prabowo

Kemudian ketika ditawarkan kepada manusia, amanah itu diterima. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”(QS. Al-Ahzab : 72)

Sungguh benarlah Allah SWT dengan segala firmannya, sebab tidak sedikit manusia yang pada kenyataannya dengan terang-terangan mengkhianati amanah tersebut. Tidak sedikit manusia yang mengaku beriman tetapi tatkala memiliki wewenang, jabatan, kekuasaan dan kepemimpinan, mereka dengan mudahnya mengabaikan aturan dan hukum Allah.

Mereka lebih yakin akan hukum buatan manusia, yang amat zalim dan amat bodoh itu, daripada hukum Allah. Oleh karenanya Allah hanya menawarkan dua pilihan dalam masalah hukum. Taat kepada hukum Allah, atau hukum jahiliyah?

Tidak ada pilihan ketiga. Tidak ada pilihan jalan tengah. Yang ada hanya dua pilihan.

“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
(QS. Al-Maidah : 50)

Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 saat ini, kita sungguh prihatin menyaksikan bagaimana kegentingan rakyat menghadapi wabah. Wabah ini sudah menyebar hampir ke seluruh dunia. Termasuk di negeri kita, dan korban positif virus ini sudah mencapai angka yang memprihatinkan yaitu lebih dari 500 orang, dengan puluhan korban yang meninggal dunia dari mulai masyarakat hingga para petugas medis.

Namun, di tengah gentingnya permasalahan wabah ini, dan terus berjatuhannya korban, para pemimpin masih banyak yang menyepelekan dan lalai atas segala pengurusan terhadap rakyatnya. Padahal ini menyangkut nyawa manusia.

Tapi pada kenyataannya solusi solusi yang diberikan pemerintah, belum mampu untuk menangani wabah virus yang semakin menyebar. Apalagi jika kita meneliti keadaan di lapangan yang sebenarnya. Sudahkah berjalan optimal dan maksimal penanganan korban wabah? Sebaliknya, untuk test virus corona di tengah masyarakat pun masih dipersulit dengan biaya, dan birokrasi lainnya.

Hal seperti ini sudah sepatutnya menjadi bahan muhasabah para pemimpin. Harusnya bisa maksimal mengurusi rakyat dan memudahkan hidup rakyat, jangan mempersulit. Segera hentikan segala kedzaliman dan kemaksiatan yang dilakukan! Segera taubatan nasuha dan bersegera melaksanakan amanah dan tanggung jawab terhadap rakyatnya.

Baca Juga:  Kalau Bicara Prestasi, Anies Capres yang Diunggulkan

Jangan sekali-kali abai dan lalai terhadap kekuasaan serta kepemimpinan yang dimiliki. Jangan sombong dengan mengabaikan hukum Allah. Karena pengabaian terhadap hukum Allah akan mengundang berbagai bencana, salah satunya wabah penyakit menular layaknya saat ini.

Allah SWT berfirman :
“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”
(QS. Al-Maidah : 49)

Maka, sebelum Allah menimpakan bencana yang lebih besar, mari bersama-sama hadapi wabah penyakit ini dengan solusi yang tepat yang sudah dicontohkan dalam Islam, dan menurut pendapat para ahli pada saat ini yaitu melakukan lockdown. Yakni dengan mengkarantina wilayah yang terjangkit wabah, agar dapat menekan penyebaran virus corona.

Wallahu’alam bisshowwab

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan