Ade Armando Sebut Islam Liberal Perlu Dihidupkan: Merdeka Berpikir, Tidak Harus Tunduk pada Syariah

Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ade Armando/Ist

IDTODAY.CO – Pakar Ilmu Komunikasi dan pegiat media sosial, Ade Armando menggaungkan bahwa Islam Liberal perlu dihidupkan di Indonesia.

Ade Armando mencontohkan bahwa Kristen mengalami perkembangan pesat usai reformasi agama di Eropa.

Hal ini ia dalam video berjudul “Indonesia Saat Ini Membutuhkan Islam Liberal” yang tayang di Cokro TV pada Sabtu, 4 Desember 2021.

“Menurut saya, jawaban terhadap kesempitan berpikir dalam beragama yang mengancam Indonesia adalah menghidupkan kembali Islam Liberal,” katanya mengawali.

Sebelum membahas lebih jauh, Ade Armando terlebih dahulu menjelaskan soal Islam Liberal yang ia maksud.

Katanya, muslim liberal yang ia maksudkan bukanlah orang Islam yang hidup bebas tanpa ajaran agama, melainkan yang merdeka dari kungkungan berpikir.

Baca Juga:  Enggan Tanggapi Cemoohan Ade Armando, Din Syamsudin: Saya Tidak Ingin Merendahkan Martabat Diri

“Islam liberal di sini adalah Islam yang percaya pada kemerdekaan manusia untuk berpikir ketika menafsirkan ajaran Islam,” jelasnya.

Ade Armando juga menekankan bahwa muslim liberal bukanlah yang tidak percaya pada Alquran, tapi yang percaya bahwa Alquran bukanlah buku yang isinya harus ditafsirkan secara literal.

Selain itu, menurutnya, muslim liberal bukanlah muslim yang percaya begitu saja kepada apa kata ulama.

“Muslim liberal bukanlah muslim yang harus tunduk pada syariah. Muslim liberal adalah muslim yang percaya pada anugerah Tuhan berupa kemampuan berpikir berupa akal,” tegas Ade Armando.

Dosen Universitas Indonesia ini lantas mengaitkan bahwa hal ini sebenarnya sudah terjadi kepada kaum Kristen.

“Walaupun masyarakat Kristen tidak menggunakan kata liberal, tapi pada dasarnya, mayoritas umat Kristen di dunia tidak percaya hidup ini harus dijalankan dengan menggunakan ayat-ayat suci Injil secara kaku,” jelasnya.

Ade Armando melanjutkan bahwa dunia Kristen juga pernah mengalami kebekuan beragama berabad-abad yang lalu.

Di abad kegelapan Eropa, kebenaran ditentukan pemuka agama. Ketika itu, lanjut Ade Armando, Eropa mengalami keterbelakangan.

“Namun dunia Kristen kemudian mengalami apa yang disebut sebagai reformasi agama. Doktrin-doktrin keagamaan usang ditinggalkan. Pemuka agama bukan lagi menjadi penentu kebenaran,” terangnya.

Ade Armando mengatakan bahwa sejak reformasi itulah, Kitab Suci tidak digunakan sebagai Kitab Hukum, namun tetap dijadikan panduan.

“Sejak umat Kristen memerdekakan diri dari kungkungan berpikir para pemuka agama di masa lalu, umat Kristen mengalami kemajuan yang luar biasa,” ujarnya.

Kata Ade Armando, ketika orang diizinkan berpikir merdeka, ilmu pengetahuan digali, sains mengalami kemajuan, kebenaran-kebenaran baru ditemukan, peradaban pun berkembang.

“Kemajuan Barat saat ini adalah buah dari perjuangan kemerdekaan beragama itu. Ini yang sekarang harus juga dilakukan Islam di Indonesia,” kata Ade Armando.

“Melakukan reformasi, pembaruan Islam. Karena itulah, kita membutuhkan Islam Liberal,” tandasnya.

Sumber: terkini.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan