IDTODAY.CO – Pengamat Politik Rocky Gerung menilai saat ini isu Covid-19 dijadikan alat atau cara busuk bagi pemerintah untuk mengendalikan opini publik. Khususnya terkait pemburu rente dari polemik harga PCR.

“Supaya nggak macam-macam, tapi kan nggak mungkin opini publik itu terus menerus dibenamkan. Tetap aja ada informasi kecil yang kemudian membuat kalang kabut pemerintah yaitu soal harga PCR,” ungkap Rocky Gerung.

Lebih lanjut dikatakan oleh Rocky Gerung bahwa perbandingan harga ekonomi PCR dunia dengan Indonesia cukup jomplang.

“Sebetulnya di bulan-bulan pertama saja sudah ketahuan. India itu cuma segitu, Indonesia kenapa 20 kali lipat ya,” ujarnya di Channel Youtube Rocky Gerung Offcial, Senin 1 November 2021.

Baca Juga:  Polda Metro Jaya Minta Keterangan Pihak Bandara Soetta Soal Surat Bebas Corona Habib Rizieq

Kemudian Rocky Gerung menambahkan, saat harga PCR ini masuk sebagai isu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harusnya sudah curiga.

“Mestinya ada pembisik yang bilang kepada Jokowi. Jadi selama satu setengah tahun itu tidak dianggap sebagai ketidaknormalan, maka artinya Presiden Jokowi tahu pembusukan itu,” ungkapRocky Gerung.

Bahkan, yang lebih parahnya lagi kata Rocky Gerung, Presiden Jokowi diduga mengetahui adanya kecurangan para pemburu rente dalam memainkan harga PCR, namun Jokowi diam.

“Jadi itu intinya sebetulnya, bahwa kemudian majalan tempo buka yaitu, karena majalah tempo datanya sudah disiapin dari awal, sekarang aja baru dikeluarin gitu,” ucap Rocky Gerung.

Jadi, lebih lanjut dikatakan bahwa momentum ini,bersamaan dengan keresahan semua kalangan tentang manipulasi kesehatan publik.

“Jadi kita ditakut-takuti oleh Covid-19, agar supaya semua orang itu akhirnya harus tes PCR, kan begitu kan, jadi akhirnya,” kata Rocky Gerung, yang dilansir dari Pikiran Rakyat.

Lebih lanjut Rocky Gerung juga menyatakan seluruh keterangan publik yang setiap hari disampaikan oleh Jubir Satgas covid-19 Wiku Adisasmito itu sudah seperti pemasaran.

“Keterangan pak Wik Wik itu, sudah seperti pemasaran marketing covid-9, marketing PCR sebetulnya kan, data begini, penuh segala macam penyakit,” ujar Rocky Gerung.

Selain itu, Rocky Gerung juga menyebutkan bahwa kejadian ini dari segi political economy disebut sebagai persekutuan antara politisi dan industri.

“Atau Farmacopolitic. Jadi variable politik diselundupkan melalui kefarmasian itu, dan itu sekarang yang dibongkar,” kata Rocky Gerung.

Sumber: terkini.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan