IDTODAY.CO – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra nilai ambang batas parlemen yang diusulkan sejumlah partai sebesar 7% akan menghalangi partai Islam seperti PAN dan PPP untuk melenggang ke Senayan.

Prediksi tersebut berdasarkan hasil pemilu pada tahun 2019 yang lalu. Kedua partai tersebut hanya mendapatkan 4 dan 6 suara.

“Ambang batas parlemen membatasi gerak parpol untuk menghadirkan koalisi alternatif dan pemimpin baru yang potensial. Jumlah capres semakin sedikit,” ujar Herzaky dalam acara diskusi daring, sebagaimana dikutip dari Pokoksatu.id (15/6).

Lebih lanjut, Herzaky menyoroti perihal adanya ambang batas presiden atau presidential threshold dipertahankan di angka 25 persen. Menurutnya, hal itu memungkinkan terjadinya  polarisasi dan mengancam stabilitas negara.

“Mereka lupa Indonesia ini sangat beragam. Jangan lagi di 2024 capres hanya dua. Bahayanya, mendorong polarisasi, Amerika yang sudah sangat matang itu bisa membahayakan, mengancam kestabilan, sedangkan kalau kita Indonesia beragam, ngga bisa kalau A atau B,” tegasnya.

Baca Juga:  Tak Terima Hasto Sebut Soekarno Kader PDIP, Politisi Demokrat: Jangan Merendahkan Bung Karno

Herzaky menegaskan dampak buruk tingginya presidensial threshold terhadap regenerasi pemimpin.

Kekhawatiran tersebut dikuatkan dengan temuan survei yang masih menempatkan tokoh nama seperti Prabowo Subianto dengan perolehan tertinggi.

“Ya sah-sah saja, karena itu hak konstitusional. Tapi parpol-parpol besar cenderung mendominasi sedangkan dalam demokrasi mekanisme kompetisi yang egaliter harus diutamakan yang lain hanya ikut saja jadi subordinat,” pungkasnya.[brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan