IDTODAY.CO – Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo masih berkoar soal hilangnya patung diorama G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Gatot menilai, penghilangan patung itu bisa jadi pertanda Indonesia dalam bahaya besar.

Pasalnya, diorama itu menggambarkan suasana penculikan enam jenderal dan satu perwira muda TNI oleh anasir PKI.

Itu disampaikan Gatot Nurmantyo dalam video yang diunggah Ahmad Yani Channel, Selasa (28/9/2021).

“Saat ini bangsa Indonesia sedang berada pada tikungan tajam yang sangat berbahaya, terperangkap di jurang kehancuran, atau terhindar dari segala marabahaya?” tanya Gatot.

Gatot pun menyebut bahwa penghilangan patung di Kostrad itu sebagai bukti nyata.

Baca Juga:  Refly Sebut Gatot Nurmantyo Ngotot 'Komunisme Gaya Baru' Bangkit, Salim Said Singgung Hubungan PKI dan PDIP

“Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata baru saja terjadi, adalah di museum Kostrad,” kata dia.

Menurutnya, patung diorama itu merupakan bagian penting dari sejarah yang tak bisa dihilangkan begitu saja.

Di ruangan itu, sambungnya, terdapat patung Mayjen Soeharto, Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, dan mantan Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution.

“Menggambarkan saat kritis rencana penyelamatan negara dari pengkhianatan PKI sekaligus peran utama dari Panglima Angkatan Darat Pangkostrad dan Resimen Paraku yang kini disebut Kopassus,” jelasnya.

Sebelumnya, Pangkostrad Letnan Jenderal Dudung Abdurachman sudah memberikan klarifikasi dan penjelasan pada Senin (27/9/2021).

Letjen Dudung menjelaskan, patung tersebut telah diambil oleh penggaggasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution (Pangkosrad sebelumnya) yang sudah meminta izin kepada dirinya.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” jelasnya.

Letjen Dudung juga membantah penghilangan patung itu disebut Gatot bahwa TNI telah melupakan peristiwa G30S/PKI.

Mantan Pangdam Jaya ini menegaskan, dirinya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution memiliki komitmen yang sama.

Letjen Dudung pun tak terima tudingan yang dilontarkan Gatot Nurmantyo.

Baca Juga:  Pemberian Bintang Jasa Pada Gatot Diributkan

“Itu tudingan yang keji terhadap kami,” tegasnya.

Semestinya, sebagai senior, Gatot Nurmantyo lebih dulu melakukan klarifikasi secara langsung atau tabayyun.

“Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa,” tuturnya.

Sampai saat ini, foto-foto peristiwa dan barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 itu, masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

“Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean,” bebernya.

Sumber: pojoksatu.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan