IDTODAY.CO – Kontroversi pelarangan ceramah kajian online Ramadhan oleh petinggi PT Pelni bisa jadi berimbas pada masa depan Menteri BUMN Eric Thohir.

Peristiwa ini, bisa jadi ujian politik bagi Erick Thohir.

“Batu ujian politik Erick Tohir adalah PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni),” ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi kepada RMOL (jaringan PojokSatu.id), Minggu (11/4/2021).

Adhie menilai, jalan Erick Thohir menuju Pilpres 2024 amat ditentukan dari sikapnya terhadap apa yang terjadi di PT Pelni.

Jika Erick Thohir mampu eredam gelombang kemarahan umat karena seorang yang Islamphobia, maka hal itu akan memudahkan jalan Erick.

“Erick akan mudah jadi Nakhoda NKRI,” ulasnya.

Adhie menekankan bahwa Indonesia merupakan negara yang luas dan beragam.

Jika ada orang yang islamphobia menduduki jabatan penting, maka hal tersebut akan membuat resah umat.

Atas alasan itu, Adhie menilai wajib hukumnya bagi Erick Thohir untuk menyingkirkan petinggi PT Pelni yang Islamphobia.

“Jangan kasih ruang di BUMN orang begini. Karier politik Erick bisa karam seperti kapal Pelni Tampomas II,” ingatnya.

Untuk diketahui, KMP Tampomas II adalah kapal penumpang milik Pelni yang mengalami kebakaran dan tenggelam di sekitar Kepulauan Masalembo.

Saat itu, kapal nahas tersebut sedang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi tapi karam pada tanggal 27 Januari 1981.

Terpisah, Ketua Eksekutif BPH KSHUMI Chandra Purna Irawan menilai, Erick Thohir tak bisa tinggal diam atas peristiwa ini.

Ketua LBH Pelita Umat itu juga mengingatkan petinggi PT Pelni tidak mengurusi urusan pengajian.

Sebaiknya, sebagai perusahaan plat merah, PT Pelni fokus menanggulangi permasalahan kinerja korporasi.

“Saya mendorong agar menteri BUMN menegur dan mengevaluasi pimpinan PT Pelni terkait pembatalan kajian tersebut,” tegasnya kepada JPNN (jaringan PojokSatu.id).

Selain itu, Chandra juga meminta petinggi PT Pelni tidak memainkan opini stigmatisasi terhadap seseorang, terlebih lagi memainkan opini politik radikal.

“Seolah-olah dengan tuduhan radikal menjadi benar untuk melakukan stigmatisasi dan persekusi,” kritiknya.

Baca Juga: Pelni Larang Ceramah, Tengku Zul Puja-puji Soeharto: Salah Pelni atau Arahan Rezim?

Sumber: pojoksatu.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan