Kereta Cepat Jakarta Bandung Semoga Tak Senasib Bandara Kertajati

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule/Net

IDTODAY.CO – Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terus menuai kontroversi di publik. Apalagi setelah di tengah jalan biaya pembangunannya membengkak dari 6,07 miliar dolar AS menjadi 8 miliar dolar AS.

Selain anggaran yang membengkak, proyek ini juga diragukan bisa membuat negara untung. Apalagi ekonom senior Faisal Basri sudah tegas menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak layak secara bisnis, sehingga dipastikan sulit balik modal.

Baca Juga:  Pertanyakan Anggaran Covid-19: Aktivis: Apanya Yang Mau Diserap Kalau Uangnya Tidak Ada?

Bahkan, Faisal Basri menggunakan analogi sampai kiamat pun proyek tersebut tidak akan bisa menutup investasi yang sudah keluar.

Kini, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule berharap agar nasib proyek ini tidak seperti Bandara Kertajati Jawa Barat. Di mana proyek dikebut tanpa ada tujuan pasti bahkan terkesan “mangkrak” dari segi kegunaan.

“Kereta Cepat Jakarta-Bandung semoga tak senasib Bandara Kertajati. Maka itu, bangun infrastruktur mesti dilakukan dahulu feasibility study, baik proyek dan bisnisnya,” kata Iwan Sumule kepada redaksi, Senin (25/10).

Baca Juga:  Kritik Luhut, Iwan Sumule: Corona Menyerang Paru-Paru, tapi Virus Anti Demokrasi Nyerang Otak

Lebih lanjut, Iwan Sumule mengingatkan Presiden Joko Widodo pada janji untuk tidak menggunakan APBN dalam proyek ini.

Menurutnya, langkah-langkah terukur dan cepat perlu dilakukan dalam menyikapi pembangunan kereta cepat. Apalagi jika memang benar-benar tidak bisa balik modal selamanya.

“Di satu sisi, pemerintah juga lagi ngebut ibukota negara pindah. Jadi untuk apa semua ini,” tutupnya.

Sumber: rmol.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan