Megawati: Kalau Saya Komunis, Kok Saya Bisa Jadi Presiden?

Ketum Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP. (Foto: Merdeka.com)

IDTODAY.CO – Presiden kelima sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan Pancasila merupakan pijakan utama partai dalam berpolitik.

Sedangkan PDI Perjuangan merupakan partai nasionalis yang selalu terinspirasi dari bung Karno selaku proklamator kemerdekaan. atas dasar itulah, Megawati mengaku heran dengan segala tuduhan sebagai antek komunis terhadap bung Karno, dirinya, dan presiden Jokowi.

Pernyataan tersebut disampaikan Megawati dalam pidatonya di pembukaan Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP Gelombang II, yang dilaksanakan secara daring, Rabu (26/8/2020).

“Pancasila itulah tempat kita berpijak untuk politik. Kita ini partai nasionalis. Semua inspirasinya datang dari proklamator kita yang orang boleh saja tak senang, malah Bung Karno pernah sementara waktu dibilang komunis. Saya anaknya dibilang komunis, saya kalem saja. Lho aneh kan?” kata Megawati sebagaimana dikutip dari Beritasatu.com.

“Saya ini dijadikan anggota DPR 3 kali, berarti 15 tahun, dipotong 2 tahun karena saya jadi Wapres. Saya pertama kali jadi (anggota DPR, red) itu zaman Pak Harto. Jadi saya kena screening tentara. Kenapa saya bisa lewat (lolos, red)? Jadi entengnya yang screening saya itu dong yang PKI kalau saya PKI, karena dia yang meloloskan, bukan saya minta. Kedua, kok saya bisa jadi wapres? Setelah jadi wapres, kok saya bisa jadi presiden?” Ucap Megawati.

Baca Juga:  Khawatir Ketum Partainya Diambil Alih Jokowi, Hasto Yakin Kader PDIP Tetap Percaya dengan Megawati

“Tapi orang yang nggak senang selalu bilang saya ini PKI. Pak Jokowi dibilang PKI. Nalarnya itu ke mana?” Imbuhnya.

Lebih lanjut, Megawati menegaskan bahwa dirinya yang pernah menjabat sebagai RI 1 begitu juga dengan Presiden Jokowi memiliki bintang tanda pangkat khusus.

“Jadi ngomong itu hati-hati. Mulut itu pikiran Anda. Bayangkan. Pak Jokowi dipaksa harus mundur. Loh saya sampai mikir, siapa yang milih dia (Jokowi, red) terus ada orang bilang suruh mundur. Padahal mekanismenya sangat jelas presiden itu dipilih oleh rakyat. Itu gambaran pelajaran politik,” pungkas Megawati.

Secara tegas, Megawati mendesak para calon kepala daerah dari PDIP UU itu untuk menjadi nasionalis dan berideologikan Pancasila.[beritasatu/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan