Megawati Minta Mendikbud Kaji Ulang Sejarah yang Diajarkan di Sekolah-Sekolah

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato usai pengumuman nama-nama calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung dalam Pilkada Serentak 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

IDTODAY.CO – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan gambaran sejarah Indonesia seperti terpotong sejak 1965. Megawati menyebut sejarah 1965 itu merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

“Saya bicara kepada Pak Nadiem karena beliau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ya harus bagaimana ya, apakah hal ini tidak boleh diajarkan? Apakah sejarah bangsa kita harus terputus? Dari abad sekian arkeolog bilang begini, ada ratu ini, ada raja ini, tapi tahun ’65 begitu, menurut saya seperti sejarah itu dipotong, disambung, dan ini dihapus,” kata Megawati dalam diskusi virtual di akun YouTube Museum Kepresidenan Balai Kirti, Selasa (24/11). Sebagaimana dikutip dari detik.com (24/11/2020).

Baca Juga:  Sekjen PDIP Tegaskan "Nasib" Ganjar pranowo Ada di Tangan Megawati

Kemudian Megawati mengenang kebesaran Sukarno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, juga menjadi penggagas Konferensi Asia-Afrika. Akan tetapi, ia mengatakan kisah Sukarno itu dihapus pada era Orde Baru. Ia menyebut elite politik patah lidah, semua orang takut menyebut Sukarno sebagai proklamator.

Megawati pun kemudian meminta Mendikbud Nadiem Makarim mengkaji ulang sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah. Ia berharap ada pelurusan sejarah soal Sukarno dan peristiwa 1965.

Baca Juga:  Megawati Minta Jokowi Bubarkan KPK Karena Sudah Tidak Efektif

“Saya hanya permintaan saya itu bahwa tidakkah bisa diluruskan kembali (sejarah tentang) seorang yang bisa memerdekakan bangsa ini?” kata Mega.

Ketua Umum PDIP itu juga menyinggung  ke mana arah sejarah bangsa Indonesia saat ini jika memiliki versi masing-masing.

“Coba, ayo, Pak Nadiem, saya nyebut Anda karena tanggung jawab situ berat loh buat mendidik putra-putri bangsa Indonesia ini,” tuturnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan