IDTODAY.CO – Masyarakat Indonesi semestinya berterimakasih kepada Presiden Soeharto dan Ibu Tien terkait Taman Mini Indonesia Indonesia Indah (TMII).

Sebab atas inisiatif Soeharto dan istrinya masyarakat Indonesia bisa memiliki dan menikmati TMII.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (9/4/2021).

“Kami patut berterima kasih kepada Bapak Soeharto dan Ibu Tien yang punya ide yang begitu menjangkau masa depan. Tempat itu, sampai saat ini, bisa dinimati anak-anak kita,” ujarnya.

Mantan Panglima TNI ini menilai, Taman Mini bukan sekedar bangunan, tapi memiliki fungsi dan peran pembelajaran di baliknya.

“Di situ terjadi pembelajaran toleransi, agama, suku budaya, bahkan kita lihat bersama bahwa TMII adalah simbol peradaban suku-suku di Indonesia,” jelas dia.

Moeldoko juga mengaku mendapat informasi bahwa Yayasan Harapan Kita merugi selama mengelola TMII.

Sebab, yayasan yang dikuasai keluarga Cendana itu harus mengeluarkan uang puluhan miliar per tahun agar TMII tetap bisa beroperasi.

“Saya dapat informasi bahwa setiap tahun Yayasan Harapan Kita menyubsidi antara Rp40-50 miliar,” kata dia.

Atas pertimbangan itu, lanjut Moeldoko, pemerintah mengambil alih pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita.

Di sisi lain, pengelolaan yayasan yang dibina anak Soeharto, Bambang Trihatmodjo, tidak memberikan kontribusi sepeser pun kepada negara.

“Itu jadi pertimbangan. Kasihan Yayasan Harapan Kita nombokin terus dari waktu ke waktu,” jelas Moeldoko.

Sementara, dalam proses pengalihan pengelolaan TMII, pemerintah memastikan membentuk tim transisi.

Tim transisi inilah yang kemudian akan menjadi jembatan peralihan setelah selama 44 tahun dikuasai Yayasan Harapan Kita.

Pembentukan tim transisi tersebut didasarkan pada Keputusan Menteri Sekretaris Negara Nomor 96 Tahun 2021.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebut, ada sejumlah unsur di dalam tim trasansisi.

“Di situ ada tim pengarah, ada Pak Mensesneg, Menseskab, berikutnya ada KSP,” beber Moeldoko.

Tim transisi TMII itu diketuai oleh Sekretaris Kemensetneg Setya Utama.

Lalu anggota tim transisi di antaranya ialah Sesmil Presiden Marsda M Tonny Harjono serta sejumlah pejabat dari Kemensetneg, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN.

Sedangkan dalam menjalankan tugasnya, tim transisi akan didampingi tim asistensi.

Mereka di antaranya Kepala Badan Pengawasan dan Pembangunan (BKPP) Muhammad Yusuf Ateh, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban.

Lalu Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Feri Wibisono serta dua jenderal bintang dua yang berkuasa di DKI Jakarta.

“Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya,” kata Moeldoko.

Diketahui, Kapolda dijabat Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurrahman.

Tim transisi akan bertugas mengambil alih dan menyiapkan perbaikan untuk pengelolaan Taman Mini.

Moeldoko menjelaskan, tim transisi diberikan waktu tiga bulan untuk menyiapkan konsep pengelolaan TMII ke depannya.

“Saya tegaskan, TMII ke depan akan dikelola sebagai kawasan pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, serta sarana wisata edukasi bermatra budaya nusantara.”

“TMII ke depan harus betul-betul ditempatkan sebagai sebuah tempat yang memiliki nilai keekonomian, sosial budaya, dan beragam nilai di dalamnya,” tandas Moeldoko.

Baca Juga: Din Syamsuddin: Kepemimpinan Harus Berbasis Pancasila Dan Spiritualitas

 

Sumber: pojoksatu.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan