IDTODAY.CO – Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengenai elektabilitas sejumlah tokoh untuk pilpres digugat. Survei ini menempatkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di urutan teratas dengan 14,1 persen.

Disusul kemudian oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 11,8 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 10,4 persen.

Analis politik dan kebijakan publik Universitas Islam Syech Yusuf Miftahul Adib menilai ada indikator yang mungkin tidak dimasukkan dalam survei tersebut. Yaitu indikator berbasis kinerja.

“Biasanya dalam setiap survei itu ditanya soal kinerja, basis utamanya itu. Tetapi ketika muncul nama Prabowo justru mengejutkan,” katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/6).

Pasalnya, Adib mengatakan, sejak masuk ke dalam pemerintahan Jokowi, kinerja Prabowo cenderung biasa saja dan tidak ada sesuatu yang dan visioner. Prabowo bahkan terkesan melakukan pekerjaan secara rutinitas sebagai Menteri Pertahanan.

“Dan sebetulnya Prabowo bukan simbol oposisi lagi,” tekan Adib.

Nama Anies Baswedan, sambung Adib seharusnya berada di posisi teratas survei jika basis utama survei adalah kinerja penanganan Covid-19. Di sisi lain, Anies, sambung Adib, saat ini secara tak langsung telah menjadi simbol oposisi.

Adib mencontohkan, kebijakan Anies terkait penanganan Covid-19 seolah bersebrangan dengen pemerintah. Seperti, saat kebijakannya untuk memutus penyebaran Covid-19 dengan meminta agar KRL dihentikan sementara, namun oleh pemerintah pusat tidak diterima.

Kemudian kebijakan terukur Anies guna menghambat sekaligus memutus rantai penyebaran Covid-19 ke beberapa wilayah Indonesia dari Jakarta dengan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM). Terkait hal ini, regulasi yang dibuat Anies itu secara tersirat seperti melawan pemerintah pusat yang justru merelaksasi alias mengendorkan transportasi umum di tengah pandemik Covid-19.

Baca Juga:  Tak Ingin Ada Warga Kelaparan, Anies Gratiskan Makan di 300 Warung di Jakarta

“Langkah-langkah Anies yang seperti ini seharusnya kan mendapat suara soal kinerjanya yang berusaha agar penyebaran Covid-19 tak terjadi, hal ini apakah juga masuk ke dalam satu metodelogi survei tersebut,” ujar Adib.

Sumber: rmol.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan