IDTODAY.CO – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu untuk mengevaluasi pembantu-pembantunya yang selama ini kinerjanya dipersepsi publik rendah.

“Para menteri tersebut sudah selayaknya direshuffle,” ujarnya di Jakarta, Senin (12/4/2021).

Menurutnya Menteri Komuniksi dan Informatika, Johny G. Plate, salah satu yang layak di reshuffle.

Menkominfo disebutnta hanya memimpin informatika, sementara komunikasinya diabaikan begitu saja. Padahal di era pandemi dan resesi ini, seharusnya Kemenkominfo aktif mengkomunikasikan hal itu agar masyarakat mempunyai pemahaman yang utuh. Namun hal itu tidak dilakukan Kemenkominfo.

“Sebaiknya menkominfo yang baru sosok yang memiliki keahlian komunikasi. Tujuannya agar dapat merancang sistem komunikasi yang sesuai dengan era otonomi daerah,” kata Jamiluddin.

Siatem itu hingga saat ini belum ada, sehingga menyulitkan mengalirkan informasi dari pusat ke daerah dan sebaliknya dalam komunikasi dua arah. Untuk ini, tentu diperlukan sosok berlatar belakang komunikasi.

Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, juga layak di reshuffle. Moeldoko dinilai sudah tidak layak menduduki posisi tersebut setelah cawe-cawe urusan internal Partai Demokrat. Hal ini secara langsung telah mengotori lembaga KSP yang seharusnya netral.

Keberadaan Moeldoko di KSP juga akan membebani Jokowi. Publik akan mempersepsi istana melindungi Moeldoko bila ia tetap bercokol di KSP.

Dengan di reshufflenya Moeldoko, lembaga kepresidenan akan terbebas dari tudingan negatif. Publik akan yakin Jokowi tidak melindungi Moeldoko.

Berikutnya yang layak dirsshuffle adalah

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. “Hasil survei IPO, menteri satu ini justeru yang paling dominan diminta responden untuk di reshuffle,” kata dia.

Kemudian yang layak direshuffle adalah Kemendikbud Nadiem Makarim. Menurutnya selama memimpin Kemendikbud, belum ada gebrakan yang membanggakan.

“Hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) juga menginginkan Nadiem di reshuffle,” ujarnya.

Jamiluddin menambahkan dengan bergabungnya Kemenristek ke Kemendikbud, Nadiem dikhawatirkan semakin tak mampu memimpin kementerian tersebut. Padahal melalui penggabungan itu diharapkan riset akan semakin berkembang di Indonesia, khususnya di perguruan tinggi.

“Kapasitas Nadiem tampaknya tak cukup mumpuni menangani hal itu,” tuturnya.

Karena itu, Jokowi sebaiknya mencari sosok yang tepat agar penggabungan dua kementerian itu membuahkan hasil.

Jamiluddin menilai Bambang Brodjonegoro adalah sosok yang layak dipertimbangkan untuk mengisi pos tersebut.

“Bambang Brodjonegoro adalah sosok yang layak dipertimbangkan,” pungkasnya.

Baca Juga: Soal Gagasan Jokowi-Prabowo di 2024, Gerindra: Keliru atau Menabrak Aturan

Sumber: jitunews.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan