IDTODAY.CO – PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diminta Presiden Joko Widodo untuk segera menyiapkan perencanaan transisi energi dari energi fosil menjadi energi hijau.

Presiden Jokowi beralasan, peralihan menuju energi yang lebih ramah lingkungan adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan perubahan iklim.

Menurutnya, transisi energi merupakan sesuatu yang tidak bisa ditunda-tunda lagi.

“Oleh sebab itu, perencanaannya, grand design-nya, itu harus mulai disiapkan. Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi akan apa, lima tahun yang akan datang akan apa,” ujarnya seperti diberitakan laman Setkab, Sabtu (21/11).

Baca Juga:  Ganjar Harus Jadi Kader yang Nurut Megawati dan Tidak Pindah “Kiblat”

Presiden Jokowi meminta agar waktu yang ada dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memperkuat fondasi menuju transisi energi. Ini lantaran penyiapan transisi energi menuju energi hijau merupakan keharusan.

“Ini yang harus mulai disiapkan, mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser ke geotermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu,” tegasnya.

Saat ini, suplai energi di Indonesia terbesar masih dari batubara yaitu 67 persen, kemudian bahan bakar atau fuel 15 persen, dan gas 8 persen.

Jokowi menilai, apabila Indonesia dapat mengalihkan energi tersebut, maka akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat memengaruhi mata uang (currency) Indonesia.

“Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun,” tuturnya.

Baca Juga:  Soal Reshuffle Kabinet, Hensat: Dua Kementerian Ini Cocok Diisi PAN

Sumber: rmol.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan