IDTIDAY.CO – Partai Demokrat menjelaskan soal usulan Jusuf Kalla (JK) menjadi calon ketua umum PBNU. Kepala Bamkostra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan bahwa usulan tersebut merupakan pandangan pribadi Syahrial Nasution, bukan partai.

“Terkait dengan munculnya wacana usulan Bapak Jusuf Kalla yang notabene Mustasyar NU sebagai calon Ketua Umum PBNU yang dianggap sebagai pendapat Demokrat, kami perlu tegaskan statement itu merupakan pandangan pribadi Saudara Syahrial Nasution sebagai bagian dari warga Nahdliyyin, yang juga ingin berkhidmad pada jamaah dan jam’iyah Nahdlatul Ulama,” kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Selasa (16/11).

Baca Juga:  Anies Dituding Buzzer Cari Dukungan Pilpres 2024, Politisi Demokrat Membela

“Jadi sekali lagi, statement yang bersangkutan bukan dalam kapasitasnya sebagai pengurus dan kader Partai Demokrat,” lanjutnya.

Herzaky mengatakan bahwa Syahrial merupakan salah satu pembina Yayasan Pondok Pesantren Alfitrah Gunung Pati, Ungaran, Kabupaten Semarang.

Meski begitu, Partai Demokrat menghormati keputusan dalam organisasi PBNU. Herzaky menilai tidak elok jika ada pihak yang memperkeruh suasana menjelang Muktamar NU di Lampung.

“Partai Demokrat menghormati Khittah NU 1926 Nahdlatul Ulama sebagai salah satu pilar kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia, memiliki independensi dan kemandirian yang harus dihormati. NU adalah jam’iyah yang dilindungi oleh karomah para Wali,” lanjutnya.

Baca Juga:  Muslim Arbi: Serangan PDIP Untungkan Demokrat

“Karena itu, tidak elok jika ada pihak-pihak yang masih mencoba memperkeruh suasana dengan membentur-benturkan narasi yang tidak produktif menjelang Muktamar NU di Lampung, Desember mendatang,” sambungnya.

Herzaky mengatakan bahwa Demokrat memiliki hubungan yang baik dengan NU. Demokrat sangat menghargai kemandirian dan kebebasan setiap organisasi. Ia berharap penjelasannya bisa menetralisir informasi yang tidak tepat.

“Sekali lagi, Partai Demokrat sangat menghargai kemandirian dan kebebasan setiap organisasi dalam menentukan dan memilih siapa ketua umumnya, termasuk NU, karena setiap organisasi memiliki cara dan aturannya masing-masing,” ujar Herzaky.

“Semoga penjelasan ini bisa menetralisir seluruh informasi dan wacana yang tidak tepat konteksnya, agar kesalahpahaman tidak terus berlanjut dan hubungan Partai Demokrat dengan Nahdlatul Ulama yang selama ini terjalin baik, tetap terpelihara baik pada masa-masa mendatang,” lanjut Herzaky.

Sumber: jitunews.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan