Teddy Gusnaidi ikut mengomentari isu pemakzulan dan kudeta terhadap Presiden Jokowi yang mencuat sejak pekan lalu itu.

Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) awalnya mencuitkan sindiran keras.

Teddy berujar, peletup isu pemakzulan Jokowi adalah mereka yang saat mahasiswa turun ke jalan pada 98 silam hanya berada di dalam rumah.

Demikian disampaikan Teddy Gusnaidi melalui akun Twitter pribadinya, @TeddyGusnaidi, Jumat (5/6/2020).

“Orang-orang yang bicara pemakzulan Jokowi, adalah orang-orang yang saat gue bersama kawan-kawan menjatuhkan Soeharto (orde baru), mereka sedang ketakutan di rumah,” tulisnya.

Baca Juga:  Politikus PDIP TB Hasanuddin: Melengserkan Presiden Pilihan Rakyat Rasanya Seperti Mimpi Di Siang Bolong

Karena itu, ia menilai mereka yang mencuatkan isu pemakzulan Jokowi saat ini tak pantas berbicara soal pemakzulan presiden.

Pasalnya, mereka tidak pernah ikut berjuang bersama mahasiswa meruntuhkan tirani 32 tahun Orde Baru dan melahirkan reformasi.

Teddy lantas menyebut bahwa yang pantas berbicara pemakzulan presiden adalah orang-orang seperti dirinya.

Juga Adian Napitupulu, Budiman Sudjatmiko dan sejumlah tokoh lainnya.

Alasannya, dirinya dan sejumlah nama yang ia sebut itu bukan sosok orang yang pengecut.

“Kalau yang bicara pemakzulan Jokowi itu kayak gue, budiman, adian dan sebagainya, masih pantas, karena kita bukan para pengecut,” sindirnya.

Teddy juga yakin, mereka yang bicara pemakzulan saat ini adalah orang-orang yang pengecut dan tak punya nyali sama sekali.

Akan tetapi, dalam cuitannya itu, Teddy sama sekali tak menyebut siapa saja sosok pengecut yang ia maksud dalam cuitannya itu.

“Kalau para pengecut zaman orde baru yang bicara pemakzulan saat ini, coba aja di sentil bibirnya sedikit, udah pada kencing celana kayak dulu..” ujarnya.

Baca Juga:  Denny Indrayana Paparkan Alasan Mengapa Proses Pemakzulan Jokowi Bisa Terjadi

Untuk diketahui, isu pemakzulan presiden muncul diawali adanya dua diskusi yang digelar pekan lalu.

Terbaru, dua pengamat politik mengungkap adanya upaya kudeta yang dilakukan beberapa pihak.

Boni Hargens mengungkap, ada empat faksi yang hendak melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.

Sementara Haris Rusly Moti mengaku dirinya mendapat informasi adanya faksi di dalam pemerintahan yang ingi mengambil alih kekuasaan.

Malah, Haris menyebut bahwa skenario yang akan digunakan adalah seperti 2001 silam saat Megawati Soekarnoputri menggeser Gus Dur.

Sumber: pojoksatu

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan