IDTODAY.CO – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berbicara soal ketidaksiapan Indonesia menangani wabah. Ia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 sedang menelanjangi bangsa Indonesia.

“Apa yang mau saya ceritakan? Kita ditelajangi oleh ketidaksiapan,” kata Ganjar dalam Seminar Nasional PPRA LX bertajuk ‘Nasionalisme di Tengah Tantangan Pandemi COVID-19 dalam Menyongsong Indonesia Emas’ di Gedung Astra Gatra Lemhannas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (21/7). Seperti dikutip dari detik.com (21/07/2020).

Saat ini, kata Ganjar, rasa nasionalisme bangsa Indonesia juga sedang diuji oleh ketidaksiapan yang terjadi akibat COVID-19. Akan tetapi, pandemi ini juga dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk berkembang dalam bidang pendidikan hingga penelitian.

“Tapi ini lah sebenarnya nasionalisme kita sedang diuji sedang dibangun. Mengajarkan kita berkontribusi,” ucap Ganjar.

Baca Juga:  Dua Opsi Tentang Mudik Di Tengah Wabah Virus Corona

“Jadi dari segi pendidikan saya senang tadi. Kita harus melakukan revolusi besar, riset, tata ulang lagi. Ini momentum. Kita mau besar atau ketinggalan,” imbuhnya.

Ia juga menyinggung soal pengalamannya dalam menghadapi Covid-19, khususnya di bidang pendidikan. Ia mengaku stres terhadap setiap keluhan masyarakat saat melakukan pembelajaran di masa pandemi Corona.

“Kita sedang ditelanjangi habis oleh si COVID ini, ditelanjangi habis. Bapak ibu tahu nggak soal pendidikan yang disampaikan, betul-betul kita diminta untuk menunjukkan kita sudah siap. Disuruh belajar di rumah, ‘pak Ganjar ini dosennya, gurunya kasih PR terus’. Saya stres kelenger,” uhar Ganjar.

Selain itu, banyak masyarakat yang mengeluhkan soal keterbatasan kuota internet. Menurutnya, saat ini kuota telah menjadi aspek baru dalam dunia pendidikan.

“‘Udah gitu kuotanya nggak ada pak’ hehehe. Kuota adalah sesuatu yang baru,” kata Ganjar.

Ganjar juga menyebut, hanya dari orang tua siswa yang stres karena harus membantu mengerjakan tugas anak. Oleh karena itu, Ganjar kemudian mengusulkan adanya kurikulum khusus di masa pandemi ini.

“Orang tua tambah stres karena pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas yang diberikan dari gurunya yang tidak mampu dibantu orang tua. Makanya saya sepakat tadi, mustinya kurikulumnya juga dibedakan karena kondisi ini,” ucap Ganjar.

Kemudian Ganjar mencontohkan, salah satu kebijakannya di Jawa Tengah. Menurutnya, di masa sulit saat ini, pelajaran budi pekerti dan karakter harus lebih diutamakan.

“Saya ambil kebijakan saya saja lah, di Jawa Tengah, nggak usah lah pelajaran yang rutin-rutin itu, ajari budi pekerti dan karakter. Sudah itu aja,” tutur Ganjar.

Baca Juga:  Jokowi Tekankan Ketersediaan Pangan Selama Darurat Corona, Tiru Konsep Nabi Yusuf AS?

Adapun dibidang kesehatan, Ganjar sempat panik karena dihebohkan ketersediaan alat kesehatan (alkes) yang terbatas dan mahal. Namun menurutnya, seiring berjalannya waktu, hal tersebut sudah mulai dapat diantisipasi.

“Dan Jateng dari hasil Googel itu pergerakan massanya Masya Allah paling tinggi, karena mungkin kultur kita silaturahmi, mungkin kita nggak enak. Sebagai manusia juga ingin berkumpul. Ini fakta,” kata Ganjar.

“Maka pada sisi kesehatan masker hazmat, rumah sakit, SDM, semua tiba-tiba kita geger. Apa kita panik? Iya kita panik, jangan bilang tidak panik. Kita panik saat itu tapi cepat kita recover, cepet,” ucap Ganjar.[detik/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan