Lima Ormas Islam di OKU Menolak Tenaga Kerja Asing asal Cina

Ormas Islam OKU tolak TKA asal Cina (Foto: Antara)

IDTODAY.CO – Sebanyak lima Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, menolak kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara Cina di wilayahnya. Para ulama dan Ormas ini khususnya menolak kehadiran TKA di PT Semen Baturaja, PLTU dan Tambang Batubara.

“Kami para ulama yang tergabung dalam Ormas Islam di OKU meliputi GNPF Ulama, PA 212, FUI, Bang Japar dan Mujahidah menolak keras kehadiran TKA asal Cina di Bumi Sebimbing Sekundang ini,” kata Ketua GNPF Ulama Ogan Komering Ulu (OKU), Alikhan Ibrahim di Baturaja hari Rabu (3/6).

Baca Juga:  Menteri Ketenagakerjaan Klaim TKA China di Proyek Kereta Cepat Sesuai RPTKA di Kemnaker

Mereka menegaskan menolak kehadiran tenaga kerja asing dari negeri Cina yang berada di wilayah OKU. “Seperti yang ada di Perusahaan Tambang Batubara, PLTU, PT Semen Baturaja dan sebagainya,” katanya.

Para TKA asal Cina tersebut, kata mereka, berpaham komunisme dan disinyalir sebagai anggota Tentara Merah atau Tentara Pembebasan Rakyat Cina untuk menjajah Indonesia. Sementara itu, menurut Komandan Ormas Bang Japar OKU, Rahmatullah menambahkan bahwa bangsa Indonesia harus belajar dari pengalaman negeri Tibet yang berhasil diinvasi dan dikuasai RRC di tahun 50-an.

Baca Juga:  PKS Minta Kemenkumham Tolak 500 TKA China Masuk RI: Jangan Ada Pengistimewaan

“Pada waktu itu para pekerja asal Cina yang mengerjakan proyek infrastruktur utama di Tibet merupakan Tentara Merah yang menyamar guna menyerang negeri tersebut dari dalam,” ungkapnya.

Para ulama, kata dia, menolak kehadiran TKA asal Cina di Kabupaten OKU karena dinilai lebih banyak mendatangkan permasalahan dari pada manfaat. Dia menegaskan, jika TKA asal Cina dibiarkan berdatangan ke OKU seperti yang terjadi dalam pengerjaan proyek Pabrik Dua PT Semen Baturaja tahun lalu, maka persoalan baru yang akan banyak bermunculan.

Baca Juga:  TKA Terus Berdatangan ke Indonesia, Fadli Zon: Masihkah Kita Tuan di Negeri Sendiri?

“Otomatis gesekan dengan pekerja lokal akan terjadi seperti yang terjadi di Sulawesi. Lagi pula masih banyak tenaga kerja kita yang membutuhkan pekerjaan apalagi di tengah krisis total ekonomi akibat musibah wabah Covid-19 seperti sekarang ini,” ujarnya.

Sumber: indonesiainside.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan