IDTODAY.CO – Video viral di media sosial, seorang yang diduga Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar. Dalam video tersebut, Sehan Salim Landjar terlihat marah lantaran menurutnya, mekanisme Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga yang terdampak Corona COVID-19 justru menyulitkan warga.

“Mau dapat BLT, BLTnya kapan? Mesti buka rekening inilah, kriteria inilah, kriteria macam-macam, negeri udah mau bangkrut menteri-menteri masih pada ngeyel semua. (BLT itu dana desa), prosesnya kan panjang. Buka rekening, kalau 4.700 emangnya Bank Sulut ada buku rekening sebanyak itu? Goblok itu, ngeyel itu menteri,” kata dia dalam video tersebut. Sebagaimana dikutip dari viva.co.id (26/04/2020).

Baca Juga:  Viral! Seorang Pria Diduga Deprisi Pandemi, Bongkar Barikade

Sehan Salim, dalam video tersebut, marah karena menurutnya mekanisme pencairan BLT yang terlalu menyulitkan warga. Bahkan, kata dia ada warganya yang meminta beras 1 liter untuk dikonsumsi karena berbelitnya prosedur.

“mekanisme pencairan BLT yang terlalu menyulitkan warga. Bahkan, kata dia ada warganya yang meminta beras 1 liter untuk dikonsumsi karena berbelitnya prosedur.

Ia meminta pemerintah pusat untuk memberikan diskresi kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi kepada pemerintah daerah untuk mengucurkan BLT. Nantinya kata dia, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengalokasiannya ini akan dikawal oleh kejaksaan, OJK, KPK dan Kepolisian.

Baca Juga:  PKS Medan Rekomendasikan Kader PDIP ke DPP Jadi Cawalkot

“Makanya menteri-menteri. Emangnya menteri itu lebih hebat daripada bupati? Saya selalu bilang jangan men-generalisir seakan-akan kepala daerah itu garong jangan men-generalisir kasih aja diskresi dikawal KPK, polisi, OJK, jaksa, LSM, wartawan terlalu banyak aturan kertas-kertas menteri-menteri ini, bosan dengan menteri-menteri,” kata dia lagi.

Dalam video itu, dia menyebut bahwa pihaknya masih belum bisa mendistribusikan 900 ton beras yang ada kepada warganya lantaran prosedur tersebut yang menyulitkan.

“Saya yang tanggung jawab karena ada aturan kementerian yang silih berganti dan mempersulit bisa saja ada rakyat saya yang tidak makan dan itu bikin malu. Bukan saya enggak sanggup, berasnya ada saya ada 900 ton ready persoalannya yang dapat BLT tidak boleh dapat sembako. Nah BLT-nya kapan sembakonya di depan saya tidak boleh kasih. Cuman karena urusan kertas,” kata dia.

Bahkan dia meminta kepada para menteri untuk melakukan dialog dengan bupati terkait masalah BLT ini.

“Makanya menteri jangan cuman ngomong dialog dong sama bupati kita yang tau rakyat kita. Indonesia mau kolaps macam-macam,” kata dia.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan