Masjid Raya Baiturahman, Islamic Center Guru Tua, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah ddigembok, oleh aparat gabungan, Sabtu (9/5)

Unat Islam.setempat tidak boleh lagi menjalankan ibadah di masjid kebanggan warga Morowali itu.

Penguncian rapat-rapat pintu masjid termegaj itu dilakukan oleh gabungan personil dari Dewan Masjid (DM) Morowali, Polisi dan Pol-PP, Pemkab Morowali Sabtu (09/05).

Penguncian dilakukan karena jamaah dianggap tidak mengindahkan imbauan pemerintah dan MUI, terkait shalat berjamaah di masjid untuk mencegah penyebaran corona virus.

Pintu Masjid tertutup rapat dan dikunci menggunakam rantai yang digembok.

Baca Juga:  Bela 5.000 TKA di Morowali, Luhut: Kedatangan Mereka Tidak Bisa Dihindari

Dipintu pagar terdapat baliho bertuliskan, “untuk sementara waktu Masjid tidak ada Sholat berjamaah maupun Sholat Jum’at berjamaah”.

Ketua Dewan Masjid Morowali Wahid Hasan menyebutkan hampir semua Masjid di Wilayah Bungku Tengah sudah tidak melaksanakan Shalat berjamaah, kecuali Masjid Islamic Center.

Menurut laporan lagi, untuk pelaksanaan Shalat berjamaah bukan dilakukan oleh Pegawai Syara Masjid, tapi oleh orang dari luar wilayah Marsaoleh, yang tidak menetap.

Wahid mengatakan lagi, penyegelan ini adalah solusi terakhir oleh Satgas Penanganan Penyebaran Virus Covid-19 Bungku Tengah.

Sementara itu Wakapolres Morowali Kompol Amri mengatakan, pihaknya hanya mengawal Dewan Masjid melakukan penutupan aktifitas Masjid Islami,cCenter untuk sementara waktu.

Baca Juga:  Izin Kerja 6.137 TKA di Sulteng Akan Diperpanjang Selama Pandemi Covid-19

“Iya betul Pak kami hanya mengawal Ketua Dewan Masjid Morowali untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujanya.

Salah satu jamaah Masjid sangat menyayangkan penyegelan Masjid, yang dilakukan oleh aparat gabungan tersebut.

“Sangat disayangkan Masjid disegel sementara pasar dan pelabuhan tetap dibuka. Ini sama-sama tempat umum, ini kan tidak adil namanya. Dan kita di Masjid cuma berdiri dan duduk saja tidak bersentuhan dengan orang lain, sementara di pasar orang baku campur tidak ditahu orang dari mana semua. Ini yang harusnya dijaga ketat ,” keluhnya.

Baca Juga:  Pegawai BMKG Tolitoli Ditangkap Polisi Usai Kedapatan Konsumsi Sabu

Jemaah lainnya yang juga memprotes penutupan masjid raya itu merasa pemerintah tidak adil.

Sebab, tempat-tempat umum lainnya di Morowali, bahkan perusahaan-perusahaan tambang tidak dituutup.

“Kenapa.PT.IMIP tidak ditutup, padahal sudah didesak oleh ketua DPRD Sulteng untuk ditutup sementara selama pandemi corona virus ini,” ujar salahsatu warga Bungku.

Sementara di Masjid Raya selama ini para jemaah mematuhi jaga jarak saat sholat (HRS/MAL/SBA/RUD)

Sumber: metrosulteng.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan