Masya Allah, Al-Qur’an Berusia 500 Tahun Tersimpan di Alor NTT dan Masih Utuh

Nurdin Gogo (kiri) bersama kerabatnya, sedang menunjukan Al Quran tua dari kulit kayu kepada wartawan, Rabu (10/8/2016)(Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)

IDTODAY.CO – Sebuah Al-Qur’an kuno berusia 500 tahun masih tersimpan dengan baik disalah satu rumah milik keturunan Iang Gogo, penyebar agama Islam asal Ternate Maluku Utara. Tepatnya, Al-Qur’an itu berada di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Al-Qur’an bersejarah tersebut berada di Alor Besar, sebuah desa pesisir yang berada sekitar 30km dari Kota Kalabahi.

Alquran itu dibawa ke Alor sekitar tahun 1518 dan selama ini disimpan di dalam kotak kaca, untuk menghindari sentuhan para pengunjung yang datang melihat salah satu benda sejarah di Alor.

Baca Juga: Alhamdulillah! Bulan Ramadhan ini Kemensos Cairkan Bansos PKH Tahap II Sebesar Rp6,53 T

Kitab suci yang disebut berbahan kulit kayu itu tampak utuh dan dapat dibaca, hanya beberapa bagian yang mulai koyak termakan usia.

Salah satu keturunan ke-14 dari Iang Gogo, Nurdin Gogo, mengatakan larangan untuk menyentuh Alquran dilakukan untuk menjaga kitab suci itu agar tetap utuh.

“Para pengunjung maunya menyentuh jadi khawatir rusak, jadi kami batasi saja hanya untuk orang tertentu yang punya kepentingan khusus untuk meneliti misalnya, dan itu pun harus berwudhu dulu,” katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Sri Lestari. Sebagaimana dikutip dari Bangkitmedia.com (21/4/21).

Dia mengaku tidak ada perawatan khusus yang diberikan untuk merawat Alquran tersebut.

“Saya tidak berani memakai bahan pengawet atau sejenisnya, karena khawatir malah justru akan merusak Alquran tersebut,” jelas Nurdin.

Alquran yang disebut hanya dapat diwariskan kepada anak laki-laki pertama dari garis keturunan Iang Gogo, Tetapi hanya sedikit yang mengetahui tentang sejarah Alquran tua ini.

Al Qur’an kuno dibawa dari Ternate Maluku Utara pada tahun 1518 oleh Iang Gogo bersaudara.

Secara fisik Alquran yang disebut terbuat dari kulit kayu ini masih utuh, berisi 30 juz atau 114 surat yang ditulis menggunakan tinta berwarna hitam dan merah. Bahkan, kotak kayu tua untuk menyimpan Alquran ini juga masih utuh.

“Ada beberapa yang datang untuk melihat, yang meneliti sudah ada tapi saya belum mengetahui seperti apa hasilnya,” jelas Nurdin.

Nurdin mengatakan sejumlah kalangan menyebut Alquran ini berasal dari Timur Tengah, dan ditulis pada zaman Nabi Muhamad SAW, tetapi dia tidak mengetahui kebenarannya.

“Itu mereka yang mengatakan itu, tetapi saya hanya menceritakan apa yang saya tahu dari cerita kakek moyang saya jika Alquran ini berasal dari Ternate,” jelas Nurdin. “Bahannya itu dari kulit kayu, nah kayu dan tinta jenis apa itu juga saya tidak tahu.”

Dia mengatakan Alquran ini merupakan salah satu benda peninggalan Iang Gogo yang selamat dalam kebakaran pada 1982 lalu.

“Semua benda peninggalan leluhur hangus ketika rumah ini terbakar, tetapi hanya Alquran yang berhasil diselamatkan, tidak terbakar api ketika itu,” ungkap Nurdin.

Nurdin mengatakan Alquran tersebut dibawa oleh kakek moyangnya Iang Gogo bersama dengan empat saudaranya (Ilyas, Djou, Boi dan Kimales) dengan menggunakan sebuah perahu layar yang dinamakan Tuma’ninah, bahasa arab yang berarti artinya “berhenti”.

Lima bersaudara itu merantau untuk menyebarkan ajaran Islam ke wilayah Timur Indonesia di masa Kesultanan Babullah V.

“Gambar perahu masih ada di salah satu halaman Alquran, ini yang namanya Tuma’ninah,” jelas Nurdin sambil menunjuk gambar kecil yang ada di bagian belakang Alquran, yang berbentuk perahu Layar yang dinamakan tuma’ninah.

Baca Juga: Selamat Bagi Anda Penerima Bansos PKH, BPNT, dan Bansos Tunai. Yuk Kepoin di cekbansos.kemensos.go.id

Nurdin kembali meletakkan Alquran tersebut di meja kaca yang ada di sebuah kamar khusus menyimpan kitab suci itu. Di samping meja terdapat sajadah, tasbih, dan piring gerabah yang berisi semacam dupa.

Dia mengatakan dirinya percaya hanya keturunan Iang Gogo yang dapat menjaga Alquran tersebut.

“Iya memang tak boleh keluar dari rumah ini, pernah juga disimpan di masjid tetapi itu hanya sementara waktu, dan kembali lagi ke rumah ini, begitu pesan yang saya dapat dari leluhur saya,” jelas Nurdin.

Namun demikian, Nurdin menyadari bahwa Alquran tersebut bukanlah milik pribadi.

“Tidak ada rasa bangga sama sekali, saya hanya bersyukur keluarga bisa mewariskan Alquran ini, tetapi ini bukan hanya milik pribadi saya, tetapi milik umat Islam.” urai Nurdin.

Terkait hal tersebut, salah seorang Dosen Pasca Sarjana UIN Syarid Hidayatullah Jakarta Abdurrahim Yapono yang berada di Alor untuk berdakwah selama Ramadan ini, mengatakan Alquran kuno yang berada di Alor ini mirip dengan kibat suci umat Islam yang tersimpan di Mesir.

“Dilihat dari bahannya itu terbuat dari papirus, dan bentuk kaligrafi dan warna tintanya juga sama dengan yang digunakan di Mesir,” kata Abdurrahim.

Namun demikian, Abdurrahim menegaskan bahwa untuk mengetahui kebenaran asal usul Alquran bersejarah tersebut harus dilakukan penelitian yang akurat.

“Alquran itu kan warisan budaya, dan seharusnya ada perawatan yang semestinya oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, tetapi keluarga tampaknya masih percaya itu tak boleh dibawa keluar dari rumah mereka,” terang Abdurrahim.

Tetapi, Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama Kabupaten Alor, Muhamad Marhaban mengatakan belum ada rencana dari Kementerian Agama untuk menempatkan Alquran tersebut di museum ataupun di tempat lain.

“Belum ada dan masih disimpan oleh keluarga, tetapi pemerintah setempat sudah menetapkan lokasi rumah itu sebagai situs bersejarah,” kata Marhaban.

Baca Juga: Foto Bareng Selebgram Seksi Setelah Berdakwah, Ustadz Ini Dapat Dukungan Dari Netizen

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan