IDTODAY.CO – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tengah. Rakor tersebut digelar di diselenggarakan di kantor Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (10/8/2020).

Dalam agenda ini, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyampaikan pentingnya menyelamatkan generasi muda dari paham radikal.

Turut hadir dalam rakor tersebut, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Kapolda Sulawesi Tengah, Komandan Korem 132/Tadulako, Kabinda Sulawesi Tengah, Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Tengah, perwakilan eselon II K/L yang merupakan mitra BNPT dalam Program Sinergisitas Penanggulangan Terorisme, serta tokoh masyarakat setempat.

“Kita melanjutkan program sinergisitas dalam bidang pencegahan terorisme berbasis kepada pembangunan kesejahteraan, karena tim sinergisitas sudah bekerja sejak beberapa tahun yang lalu di antara 38 kementerian/lembaga, termasuk pemerintah daerah dan Provinsi Sulawesi Tengah yang termasuk dalam program pilot project,” kata Boy Rafli dalam rilis resminya. Seperti dikutip dari detik.com (10/08/2020).

“Oleh karena itu, dalam hal ini kita ingin memantapkan kembali program yang akan dilaksanakan pada 2020 sekaligus kita ingin melihat hasil yang dilaksanakan pada 2019, antara lain dengan pembangunan dari rumah susun di Kabupaten Poso,” sambung sosok yang juga Ketua Tim Pelaksana Sinergisitas Antar-Kementerian/Lembaga ini.

Baca Juga:  BNPT: Peran Ulama Besar Sekali Dalam Pencegahan Paham Radikal

Boy Rafli menyebutkan, bukan hanya pembangunan fisik, Tim Sinergisitas pun berfokus pada unsur nonfisik, yakni penguatan nilai dan karakter masyarakat, terutama generasi muda Sulawesi Tengah. Menurut dia, generasi muda harus dilindungi dari pengaruh paham radikal intoleran yang sumbernya dapat berasal dari mana saja, termasuk media sosial.

Oleh karena itu, penguatan karakter dan nilai kebangsaan harus dikembangkan agar generasi penerus Sulawesi Tengah memiliki imunitas dalam menangkal propaganda radikal.

Lebih lanjut, Kepala BNPT juga menekankan pembangunan karakter tersebut, keterlibatan setiap elemen masyarakat sangat diperlukan.  Boy Rafli Amar mengungkapkan pembangunan nonfisik tak hanya menjadi tanggung jawab BNPT dan pemerintah daerah, terlebih unsur pemuda daerah. Akademisi pun harus aktif terlibat dalam membangun narasi kebangsaan.

“Pembangunan melalui program sinergisitas ini ada yang fisik dan nonfisik. Yang nonfisik adalah tentu kita terus berupaya agar penyebarluasan paham radikal intoleran teror itu tidak berkembang. Karena itu, kita terus bersama dengan unsur masyarakat untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Baca Juga:  KonstraS Ingatkan Dudung: Radikalisme itu Tupoksi Polisi-BNPT, TNI Fokus Tupoksi Sendiri!

“Jadi bukan hanya unsur dari BNPT dan pemerintah daerah saja, tapi kita juga melibatkan unsur-unsur pemuda, unsur-unsur dari akademisi sehingga narasi kebangsaan ini akan semakin baik diterima oleh masyarakat, terutama generasi muda kita, karena kita harus menyelamatkan generasi muda dari pengaruh paham radikal intoleran yang yang tentu hari ini juga menggunakan media sosial,” sambungnya

Program Sinergisitas Penanggulangan Terorisme Antar 38 K/L merupakan upaya penanggulangan terorisme dengan pendekatan humanis, melalui bantuan ekonomi, sosial, maupun membuka ruang dialog lintas budaya dan agama. Saat ini, Program Sinergisitas BNPT telah menyentuh tiga Provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Kegiatan Sinergisitas merupakan komitmen BNPT dan segenap elemen bangsa untuk memerangi terorisme dari hulu ke hilir.

Di Sulawesi Tengah kegiatan sinergisitas yang dilaksanakan sejak 2018 dan telah membuka eksklusivitas kelompok jaringan radikal di wilayah. Selain menerima bantuan/program, kelompok radikal tersebut kini menjadi mitra BNPT dalam melakukan pencegahan radikalisme terorisme di masyarakat.

Pada 2020, BNPT bersama 38 K/L beserta Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah telah dan akan melaksanakan 172 kegiatan di wilayah Sulawesi Tengah. BNPT kini mengenalkan konsep pembangunan kesejahteraan yang diharapkan dapat mentransformasi wilayah sasaran menjadi sebuah kampung madani. Karena itu, kolaborasi dari seluruh K/L dan pemerintah daerah dalam merealisasikan rencana aksinya merupakan modal utama dalam pembangunan kesejahteraan ini.

Baca Juga:  BNPT: Politisasi Agama Picu Radikalisme

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengapresiasi BNPT dan 38 K/L yang terlibat dalam Tim Sinergisitas di Sulawesi Tenggara. Ia berharap program yang telah dan akan dilakukan dapat membangun stigma positif Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang damai dan toleran serta dapat membangun masyarakat di wilayah sehingga paham radikal yang memicu aksi terorisme dapat direduksi.

“Terima kasih kepada BNPT karena daerah kami sudah dijadikan pilot project dalam pelaksanaan Rencana Aksi Sinergisitas dan sudah ada lima kabupaten yang ditetapkan menjadi daerah percontohan. Ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat kami terutama masyarakat yang ada di daerah, mudah-mudahan dengan adanya keterlibatan 38 K/L ini masyarakat kami bisa lebih berdaya lagi dalam menangkal paham-paham terorisme,” ujarnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan