IDTODAY.CO – Hj Aan Anita sudah sepuluh tahun lebih bergelut menjadi petani hingga pengepul strawberry dari Kampung Rancamulya, Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Ia mengaku merupakan salah satu yang pertama kali menanam strawberry di desa tersebut.

Kini menurut Hj Aan banyak warga lain yang juga menanam strawberry, bahkan Desa Sukaresmi menjadi sentra Strawberry dan menggantikan Desa Alamendah yang juga masih dalam kawasan Kecamatan Rancabali.

Baca Juga: Kebijakan Jokowi Baru-Baru Ini Jadi Sorotan, Yuk Simak Kebijakan Apa Itu?

Ia mulai merintis menjual dan mengirim strawberry ke pasar dari hasil panennya sendiri sebanyak 5 kwintal. Lalu angka pengiriman strawberry itu terus bertambah dari tahun ke tahun.

Ia juga melebarkan lahan strawberry miliknya. Lalu merekrut banyak petani untuk mengelola lahan miliknya hingga merekrut pekerja untuk bagian pengepakan dan pemasaran strawberry. Tak hanya menjual strawberry dari lahan sendiri, ia juga menampung strawberry dari petani lain.

Baca Juga:  Didesak Berbagai Kalangan, Pemprov Jabar Revisi Kepgub "Diskriminatif" Pondok Pesantren

“Saya merintis awal (jual) 5kwintal sampai nambah-nambah (strawberry dari) petani, nambah lahan kebun, pelebaran. Petani (yang ngirim) mulai dari 10 kg, ada yang banyak juga,” ujarnya dilansir dari detikcom beberapa waktu lalu.

“Satu kali nanam bisa 3-4 tahun, kalau perawatannya bagus. Kalau udah tua dan perawatannya nggak bagus, tetap aja (harus) ganti bibit. Dua hari sekali panen, misal hari ini panen, sama ngerawat tanaman lain yang nggak panen. Besoknya kita panen (dari lahan) yang lain, tinggal kita yang nyeimbangin aja,” ujarnya.

Saat ini Hj Aan dan keluarganya punya kurang lebih 10 hektare lahan strawberry yang dikelola olah 200-an petani. Dari lahan miliknya dan tambahan dari petani lain yang punya lahan sendiri, Hj Aan menyebut bisa menjual dan mengirim strawberry rata-rata 2 hingga 3 ton setiap harinya.

Baca Juga: Mau Tahu Bagaimana Bentuk Sampah Luar Angkasa?

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan