Sudah 600 Warga Pesantren Jateng Terpapar Corona, Taj Yasin: Ini Perlu Penanganan Serius

Taj Yasin merupakan Wakil Gubernur Jawa Tengah Periode 2018-2023 dan merupakan putra dari KH Maimun Zubair,(Foto: instagram.com/@tajyasinmz)

IDTODAY.CO – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut ada peningkatan jumlah warga pesantren yang terpapar virus Corona atau COVID-19. Menurutnya, ada sekitar 600 orang dari kalangan pesantren di Jawa Tengah yang positif COVID-19.

“Kemarin ada tambah lagi, baru kita telusuri dan ini juga sudah kita tracing. Di Jawa Tengah itu sudah sekitar 600 positif (virus Corona) dari warga santri pondok pesantren. Ini artinya perlu penanganan serius,” ujar Taj Yasin usai mengecek protokol kesehatan di Ponpes Al-Ittihad di Kelurahan Pasir Kidul, Purwokerto Barat, Banyumas, Rabu (7/10). Sebagaimana dikutip dari detik.com (07/10/2020).

Baca Juga:  Ketua PD Muhammadiyah Klaten Meninggal Dunia Dengan Status Positif Corona

Ia pun meminta agar kalangan pesantren lebih tanggap lagi menghadapi pandemi virus Corona dengan lebih membuka diri terhadap penanganan warganya yang terindikasi terpapar virus Corona.

“Perlu diketahui juga di pondok pesantren harus ada ngaji, kalau ngaji mau berlangsung ya kita harus menjaga protokoler kesehatan pesantren. Saat ini insyaallah sudah kita tangani, yang terpapar sudah kita pilah, mana yang punya gejala, yang mana positif. Semoga segera berakhir klaster pondok pesantren,” ujarnya.

Baca Juga:  Satgas Covid-19 Sebut Jika Masyarakat Mengabaikan Protokol Kesehatan Maka Angka Penyebaran Virus Corona Terus Meningkat

Yasin mengatakan pesantren yang menjadi klaster penyebaran Corona, harus menghentikan sementara pembelajaran. Hak ini, menurutnya termasuk bagian dari kesiagaan dan tanggap menghadapi pandemi virus Corona.

Sedangkan pesantren yang penghuninya tidak mengalami gejala terjangkit virus Corona, harus lebih memperketat agar tidak ada orang luar yang masuk.

“Kalau memang (orang luar pondok pesantren) mau mengikuti (ngaji), manfaatkan teknologi. Misal kalau di pondok pesantren orang luar ingin ngaji, pakai radio atau teknologi nyimak dari rumahnya masing-masing biar tidak ada kerumunan,” ujar putra ulama kharismatik, KH Maimoen Zubair, tersebut.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan