Tanpa PSBB, Ini Resep Bali Tekan Sebaran Virus Corona

Gubernur Wayan Koster (DOK. BALI EXPRESS)

IDTODAY.CO – Provinsi Bali dinilai sukses menekan penyebaran virus corona baru penyebab Covid-19. Berdasarkan data yang dipaparkan Gubernur I Wayan Koster usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (12/5/2020), kasus konfirmasi positif sejak pertama kali kasus muncul 10 Maret 2020 sebanyak 314. Dari jumlah itu, sebanyak 210 pasien sembuh atau 67%, sedangkan yang meninggal masih tetap empat orang.

“Kita akan tahan supaya tetap empat orang. Jangan sampai ada penambahan jadi pesentase 1,27%. Jadi indikator yang kami lakukan menahan laju pasien positif, kedua meningkatkan persentase kesembuhan, dan ketiga menahan angka yang meninggal. Jadi secara kumulatif jumlah pasien di rs akan terus menurun, yang dirawat sekarang 100 orang atau 32%,” kata Koster. Seperti dikutip dari cnbc Indonesia (12/05/2020).

Baca Juga:  Diserang Corona, PN Jakpus Lock Down

Bali diketahui merupakan salah satu provinsi yang tidak menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Lantas kunci sukses Bali dalam memerangi Covid-19?

“Dalam penanganan Covid-19, sejak kasus muncul 10 Maret, kami langsung buat pola penanganan dalam bentuk kebijakan dan operasional,” kata Koster.

Ia membagi kebijakan dalam tiga level, Pertama, di tingkat provinsi adalah menurunkan kebijakan surat edaran berisi imbauan dan instruksi untuk mendetailkan arahan Presiden. Kedua, di tingkat kabupaten/kota berupa manajemen operasional. Ketiga atau di tingkat paling bawah adalah desa adat serta berbagai elemen masyarakat. Berdasarkan data, di Bali ada 1.493 desa adat.

Baca Juga:  Menteri Ini Bilang "Dari Hasil Modelling, Virus Corona Nggak Kuat di Cuaca Indonesia"

“Desa adat sebagai andalan utama mengendalikan pergerakan masyarakat di wilayah masing-masing agar tidak keluar atau kedatangan orang luar masuk ke wilayahnya dengan kontrol ketat, kecuali ada kepentingan mendesak sehingga pergerakan benar-benar dikontrol. Karena desa adat punya hukum adat, warga jadi tertib dan disiplin, selama ini baik,” ujar Koster.

“Selain itu, kelebihan desa adat selain upaya yang sifatnya terlihat, ada juga keyakinan ritual agama dalam bentuk miskala, suatu ritual adat keagamaan keyakinan Bali ketika ada wabah, ada warisan para leluhur yang jadi pedoman untuk jadi ritual para leluhur mengajarkan kalau ada wabah ada penanganan sendiri secara ritual,” lanjutnya.

Koster juga menyampaikan bahwa Pemprov Bali juga menyiapkan sederet prasrana kesehatan. Mulai dari 13 rumah sakit rujukan, tenaga medis, alat-alat rapid test, APD, hingga ventilator. Pemprov Bali juga memiliki laboratorium berbasis PCR antara lain di RSUD Sanglah.

“Dulu susah karena harus ke Jakarta dan Surabaya, sekarang bisa dalam 24 jam. Sekarang kapasitasnya 490 spesimen per hari. Kemudian tenaga medis disediakan hotel tidak bolak-balik dari kediaman ke tempat bertugas,” kata Koster.[Aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan