“Tergantung” China, Teknologi iPhone Usang dan Kelewat Mahal

Pedes Banget Bos! Pendiri Telegram Sebut Pengguna iPhone Budak Digital! (Foto: Instagram/durov)

IDTODAY.CO – Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh pendiri Telegram, Pavel Durov terkait vendor ponsel terkenal, Apple. Pernyataan tersebut berkaitan dengan fakta terkait peranan Apple dalam kegiatan pengawasan dan sensor di China yang berhasil diungkap dalam artikel New York Times.

Demikian juga dengan berbagai fitur yang disematkan pada ponsel iPhone terkesan ketinggalan zaman dan sangat terbatas. Terlebih lagi, bandrol harga mahal yang diusung sangat tidak sesuai dengan fitur yang disematkan.

Baca Juga: Kesal, Pendiri Telegram Sebut Pemilik iPhone Jadi “Budak Digital” Apple

Durov menyebut layar iPhone sebagai salah satu “teknologi usang yang dihargai kelewat mahal”. Refresh rate yang didukung hanya 60 Hz, tertinggal jauh dari panel 120 Hz di ponsel-ponsel Android yang menampilkan animasi gerakan lebih mulus.

“Setiap kali saya harus menggunakan iPhone untuk menguji aplikasi iOS, saya merasa seperti terlempar ke abad pertengahan,” ujar Durov Durov di kanal Telegram miliknya., Sebagaimana dikutip dari Kompas.com (22/5/21).

Menurutnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh karena memang sudah menjadi tradisi perusahaan besar untuk mengedepankan profit daripada kebebasan. Alhasil, dia dapat memaklumi sikap tunduk Apple pada pemerintah Negeri Tirai Bambu.

Khusus untuk Apple, pabrikan itu disebutnya “sangat efisien” mendulang untung dengan menjual perangkat berteknologi usang yang dihargai kelewat mahal, kepada konsumen yang dikunci di dalam ekosistem eksklusif.

Apple pun manut kepada China, termasuk dengan menyensor aplikasi-aplikasi App Store yang dipandang bisa bersinggungan dengan pemerintah, serta menyerahkan data pengguna dari China ke server yang dikelola oleh perusahaan milik pemerintah China pula.

Baca Juga: Heboh Video Pagar Rumah Dituding Serakah Makan Jalan, Ini Kata Pemiliknya…

“Memiliki iPhone membuat Anda jadi budak digital Apple – Anda hanya bisa memakai aplikasi yang dibolehkan Apple dari App Store, dan Anda hanya bisa menggunakan iCloud Apple untuk mencadangkan data,” tulis Durov lagi.

Menurut Durov, pendekatan “totaliter” ala Apple ini, senada dengan sikap Partai Komunis China sehingga keduanya pun akrab. Lewat Apple, lanjutnya, pemerintah China sepenuhnya bisa mengendalikan data dan aplikasi warganya yang menggunakan iPhone.

Laporan New York Times menegaskan posisi China yang begitu “berharga” bagi Apple. Pasalnya, di sanalah sebagian besar produknya dibuat. China juga menyumbang sekitar sepertlima dari pendapatannya.

Baca Juga: Viral, Mirip Dunia Fantasi, Perumahan Dengan Kolam Renang Sambung Menyambung Nan Asri

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan