IDTODAY.CO – Pemerintah diminta untuk segera menunda atau menghentikan proyek pembangunan ibu kota baru di Kalimatan Selatan. Permintaan itu datang dari Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri.

Menurutnya hal itu penting mengingat Pandemi yang tak kunjung usai di Indonesia.

“Kalau kita krisis itu, tundalah apa yang bisa ditunda. Tapi kalau kata Ketua Bappenas bilang, proyek ibu kota jalan terus. Ini apa gitu. Kereta cepat, itu ngaco ya. Dan pembiayaannya makin tidak jelas. Itu bukan proyek kereta, tapi proyek properti,” katanya dalam talkshow virtual, Jumat (24/4). Seperti dikutip dari Kompas.com.

Faisal juga mengatakan bahwa proyek ibu kota negara baru harus ditunda karena anggarannya dinilai terlalu besar mencapai lebih dari Rp 400 triliun.

“Jadi, pembatalan proyek atau proyek ibu kota ditunda (saja) sampai 2030, Indonesia tidak akan mati. Kalau legacy-nya Pak Jokowi ingin di era-nya punya ibu kota baru, kemudian ini tidak dikutak-kutik, ini yang bahaya,” ujarnya.

Karena proyek ibu kota tidak memberikan keuntungan bagi negara malah justru menambah beban negara untuk berutang.

Baca Juga:  Berani Sebut Faisal Basri Ekonom Berotak Sungsang, Ali Ngabalin Takut Dicopot dan Jabatannya Diambil

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin menjelaskan anggaran proyek proyek ibu kota baru telah dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.

“Kalau masalah ibu kota baru itu sebetulnya ada dua mata anggaran, satu di Bappenas perencanaannya, itu kebetulan sudah jalan tendernya dari Januari sebelum kita mengalami periode pandemi ini. Kemudian di PUPR, itu pembangunan basic infra, itu semua sudah dialihkan ke penanganan Covid,” kata dia.[aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan